PBNU
Dulu Aktivitas HMI Yogyakarta, Ini Profil dan Kontrioversi Gus Yahya Didesak Mundur dari Ketum PBNU
Ia menegaskan, keputusan rapat harian itu tidak bisa dieksekusi, dan tidak bisa mengikat.
TRIBUN-SULBAR.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, tengah menjadi sorotan.
Gus Yahya sapaannya, didesak mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Risalah rapat harian syurian PBNU ditanda tangani KH Miftachul Akhyar, meminta Gus Yahya mundur sebagai Ketua Umum PBNU tiga hari setelah menerima surat.
Bahkan ditegaskan jika tak mundur, maka Gus Yahya dinyatakan diberhentikan.
Baca juga: Hasil Rapat Syuriah PBNU: Hanya Dua Pilihan Gus Yahya, Mundur atau Diberhentikan
Meski begitu, Gus Yahya tak tinggal diam.
Kiyai dengan latar belakang aktivis itu langsung rapat dengan PWNU seluruh Indonesia.
Keponakan KH Mustofa Bisri itu menegaskan sama sekali tak terbesit pikiran untuk mundur.
Kata Gus Yahya, menurut konstitusi (AD/ADT PBNU) rapat harian syuriah tidak berwenang untuk memberhentikan Ketua Umum PBNU.
"Memberhentikan fungsionaris lain saja tidak, misal wasekjen, itu tidak bisa. Apalagi ketua umum," tegas Gus Yahya usai rapat dengan alim ulama di kantor PBNU, Minggu (23/11/2025) malam.
Ia menegaskan, keputusan rapat harian itu tidak bisa dieksekusi, dan tidak bisa mengikat.
" Tidak akan ada ujungnya,”kata dia.
Gus Yahya juga mengaku belum melihat ada unsur politis dalam dinamika yang terjadi di internal PBNU.
Menurutnya, saat itu hanya terjadi perbedaan persepsi di PBNU dan informasi yang belum diklarifikasi secara tuntas.
“Informasi yang belum diklarifikasi dengan tuntas itu jadinya fitnah. Maka harus diklarifikasi tuntas supaya tidak ada lagi fitnah,” ucap dia.
Gus Yahya mengajak pengurus PBNU kembali ke aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
“Semuanya menghendaki agar segala sesuatu yang jadi masalah dalam organisasi dikembalikan kepada AD/ART, dikembalikan kepada sistem aturan yang ada,”ujarnya.
Sikap tegas Gus Yahya "melawan" terhadap upaya pemberhentian dirinya tentu tak lepas dari latar belakang dirinya.
Selain kiyai, dia adalah aktivis di masa mudanya.
Sebagai seorang aktivis, tentu tak mau menerima begitu saja terhadap upaya pelenseran dari kursi ketua umum PBNU.
Mengenal Gus Yahya
Mengenal sosok Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang belakangan diramaikan isu didesak mundur dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
PBNU merupakan badan kepemimpinan tertinggi NU yang mengatur arah organisasi, membuat kebijakan nasional, dan membina berbagai lembaga serta badan otonom di bawah NU.
Gus Yahya, lahir pada 16 Februari 1966 di Rembang, Jawa Tengah.
Ia dikenal sebagai salah satu ulama terkemuka Indonesia dan saat ini memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk masa khidmat 2022–2027.
Sebelum menjabat sebagai ketua umum, ia mengemban amanah sebagai Katib ‘Aam PBNU pada periode 2015–2021.
Gus Yahya lahir dari keluarga pesantren yang kuat dalam tradisi keilmuan.
Ia merupakan putra ulama kharismatik KH M. Cholil Bisri, keponakan KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus), dan kakak kandung mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Selain memimpin organisasi, ia juga mengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang.
Gus Yahya menempuh pendidikan pesantren di bawah bimbingan KH Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Bantul.
Ia kemudian lulus dari SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Pada jenjang perguruan tinggi, ia memilih Jurusan Sosiologi FISIPOL Universitas Gadjah Mada, sembari aktif berorganisasi.
Pada 1986-1987, ia menjabat sebagai Ketua Umum Komisariat FISIPOL UGM HMI Cabang Yogyakarta.
Kontroversi Gus Yahya
Beredar hasil risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang meminta Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Dalam risalah tersebut, ada sejumlah alasan yang mendasari permintaan pengunduran diri Gus Yahya.
Salah satunya adalah kontroversi seputar kehadiran akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz, sebagai narasumber dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Peter Berkowitz, yang dianggap memiliki kaitan dengan jaringan Zionisme Internasional, dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta Muqaddimah Qanun Asasi NU.
Pada 28 Agustus 2025, Gus Yahya telah meminta maaf kepada publik terkait hadirnya Peter Berkowitz dalam acara tersebut, namun hal ini tetap memicu kontroversi internal.
Kontroversi internal tersebut berbuntut pada desakan pengunduran diri dari Ketua Umum PBNU.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Yahya-Cholil-Staquf-saat-diwawancara-seusai-menggelar-pertemuan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.