Premi Risiko dan Nilai Tukar Rupiah

Premi risiko suatu negara sangat menentukan daya tarik berinvestasi di negara bersangkutan.

Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun Sulbar / Ist
Muhammad Syarkawi Rauf (Dosen FEB Unhas/ Ketua KPPU RI 2015 – 2018) 

Tren penguatan US dollar index sejalan dengan pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang Asia lainnya.

US Dollar Index mengalami kenaikan dari titik terendah sebesar 96,452 pada 18 September 2025 hingga titik tertinggi 98,564 pada 25 September 2025. 

Selanjutnya, hingga 2 Oktober 2025 indeks dolar AS menurun menjadi 97,892, yang mencerminkan bahwa mata uang dolar AS kembali melemah terhadap enam mata uang utama dunia.

Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah dan mata uang Asia lainnya kembali mengalami penguatan (apresiasi). 

Tren depresiasi rupiah per dolar AS tertinggi dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti ringgit Malaysia dan  dolar Singapura sejalan dengan country risk premium Indonesia pada tahun 2025 yang lebih buruk dibandingkan Malaysia dan Singapura. 

Country risk premium Indonesia yang diterbitkan oleh New York University (NYU) pada Januari 2025 sebesar 2,54 persen. 

Nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia sebesar 1,66 persen dan bahkan Singapura berstatus sebagai risk free country (negara bebas risiko). 

Performa ringgit Malaysia dan dolar Singapura yang lebih baik dibandingkan rupiah Indonesia juga konsisten dengan rating Moody yang menempatlkan Indonesia pada peringkat investment grade bawah, Baa2. 

Rating ini lebih buruk dibandingkan dengan Singapura Aaa dan Malaysia A3 yang berarti berisiko sangat rendah.

Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar, dalam hal ini depresiasi rupiah per dolar AS tidak tercermin secara sempurna pada selisih suku bunga riil Indonesia dengan AS. 

Atau dengan kata lain, interest rate differential tidak dapat menjelaskan perubahan nilai tukar rupiah per dollar AS.

Dimana, selisih suku bunga domestik dengan luar negeri, dalam hal ini suku bunga The Fed, AS menjadi semakin tinggi. 

Semakin tinggi selisih suku bunga riil Indonesia dengan AS mencerminkan premi risiko mata uang rupiah yang semakin tinggi. 

Kecenderungan yang sama juga terjadi dengan selisih antar nilai tukar rupiah per dolar AS dalam jangka panjang dengan nilai tukar rupiah per dolar AS saat ini. 
Selisih ini disebut juga dengan exchange rate gap. Semakin besar deviasi suku bunga saat ini dengan suku bunga jangka panjang maka premi risiko semakin besar. 

Dimana, risk premium berkaitan dengan risiko depresiasi mata uang, risiko fluktuasi suku bunga yang tercermin pada kenaikan suku bunga dalam dolar di bank-bank milik pemerintah pada saat terjadi tekanan terhadap rupiah per dolar AS, ketidakpastian ekonomi dan politik. 

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved