Beras SPHP Viral
Polisi Ambil Sampel Nasi Beras SPHP di Mamuju Usai Viral Diduga Oplosan
Kasubdit Binmas Polda Sulbar, Iptu Risman, mengatakan pihaknya membuka kemungkinan membawa sampel tersebut ke laboratorium.
Penulis: Suandi | Editor: Nurhadi Hasbi
“Beras yang saya masak sejak tiga hari lalu masih belum basi. Katanya memang ketahanannya sampai lima hari. Saya minta maaf kalau unggahan saya bikin gaduh,” ucapnya.
Asisten Manager Akuntansi Bulog Mamuju, Aryono Azis, memastikan beras yang beredar bukan beras oplosan maupun beras plastik.
“Beras SPHP yang disalurkan memang impor dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand. Spesifikasinya lebih keras, air yang dibutuhkan lebih banyak dibanding beras lokal,” jelasnya.
Aryono menambahkan, tekstur beras impor tersebut membuat nasi terasa kenyal dan bisa memantul ketika ditekan.
“Itu karena kadar amilosa yang tinggi. Jadi bukan oplosan. Rasanya memang agak hambar, tapi semuanya aman dikonsumsi,” katanya.
Bulog mencatat total beras impor yang masuk ke Sulbar tidak sampai 1.000 ton.
Seluruhnya telah melalui uji kelayakan dan digunakan untuk program stabilisasi harga pangan.
“Tidak ada sama sekali beras plastik. Semua beras murni dari petani, baik lokal maupun impor. Ini hanya soal tekstur dan cara memasak,” tegas Aryono.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.