Beras SPHP Viral

Viral, Nasi Beras SPHP di Mamuju Memantul Usai Dimasak dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand

Ia menyebut, beras yang dimasak adalah beras subsidi dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Editor: Nurhadi Hasbi
Suandi/Tribun-Sulbar.com
SPHP Dioplos - Beras SPHP yang dijual di kios di Mamuju, Senin (11/8/2025). Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Barat bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan menemukan dugaan penyalahgunaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

TRIBUN-SULBAR.CO, MAMUJU – Warganet dihebohkan dengan unggahan seorang ibu rumah tangga (IRT) di Mamuju, Sulawesi Barat, menunjukkan nasi memantul usai dimasak.

Kasma, warga Desa Salletto, Kecamatan Simboro, mengaku curiga dengan beras ia masak karena teksturnya aneh.

“Nasinya bisa memantul seperti bola. Saya curiga itu beras palsu,” kata Kasma saat ditemui di rumahnya, Rabu (17/9/2025).

Baca juga: Viral IRT di Mamuju Masak Beras SPHP Hasilnya Bisa Memantul Seperti Bola, Begini Penjelasan Bulog

Ia menyebut, beras yang dimasak adalah beras subsidi dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Menurut Kasma, ciri-ciri beras itu mirip dengan video dugaan beras oplosan viral di media sosial.

"Persis seperti yang saya lihat di TikTok, makanya saya unggah ke Facebook," ujarnya.

Unggahan Kasma pun viral dan menimbulkan dugaan adanya beras oplosan di Mamuju.

Pasca-viral, rumah Kasma didatangi pihak Bulog Mamuju, Dinas Ketahanan Pangan, dan Polda Sulbar.

Ia diminta memberikan klarifikasi, namun memilih menyampaikan apa yang ia alami.

Dugaan Beras Oplosan - Kasma saat menunjukkan beras yang ia masak sudah tiga hari tidak basi di kediamannya, Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (17/9/2025). Ia mengatakan keanehan ia temukan pada beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibelinya.
Dugaan Beras Oplosan - Kasma saat menunjukkan beras yang ia masak sudah tiga hari tidak basi di kediamannya, Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (17/9/2025). Ia mengatakan keanehan ia temukan pada beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibelinya. (Suandi/Tribun-Sulbar.com)

“Beras yang saya masak sejak tiga hari lalu belum basi. Katanya memang bisa tahan sampai lima hari. Saya minta maaf kalau unggahan saya bikin gaduh,” ucapnya.

Menanggapi hal ini, Bulog Mamuju menegaskan beras yang beredar bukan oplosan.

Asisten Manajer Akuntansi Bulog Mamuju, Aryono Azis, menjelaskan beras SPHP tersebut adalah beras impor.

“Beras SPHP yang disalurkan berasal dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand. Spesifikasinya memang berbeda dari beras lokal,” kata Aryono.

Menurutnya, beras impor memiliki tekstur lebih keras dan membutuhkan lebih banyak air saat dimasak.

“Beras ini mengandung kadar amilosa yang tinggi, sehingga nasi terasa lebih kenyal dan bisa memantul saat ditekan,” jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved