Health

Simak 5 Kunci Mengendalikan Emosi Agar Hidup Lebih Tenang dan Tak Mudah Meledak

Mengendalikan emosi bukan berarti menekan atau memendamnya, melainkan mengelola reaksi kita terhadap emosi tersebut. 

Editor: Abd Rahman
AI Gemini
ILUSTRASI AI- Beban emosional pekerjaan menjadi perhatian serius. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA (Journal of the American Medical Association) mengungkapkan bahwa pekerja di industri tertentu memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan tekanan mental yang signifikan 

TRIBUN-SULBAR.COM - Pernahkah Anda merasa seperti roller coaster emosi sebentar bahagia, tiba-tiba marah besar, lalu mendadak cemas? 

Mengendalikan perasaan dan emosi di tengah tekanan hidup modern memang bukan perkara mudah. 

Emosi yang tak terkontrol, apalagi sampai meledak di tempat yang salah, bisa merusak karier, hubungan, bahkan kesehatan fisik Anda.

Baca juga: Wajib Cek Reputasi Toko! Strategi Belanja Daring Anti Ribet dan Anti Rugi

Baca juga: Gegara Antrean Kendaraan Isi BBM di SPBU Kali Mamuju, Jl Ir Juanda Macet 2 Kilometer

Mengendalikan emosi bukan berarti menekan atau memendamnya, melainkan mengelola reaksi kita terhadap emosi tersebut. 

Para ahli psikologi menyebut ini sebagai kecerdasan emosional (Emotional Intelligence), kunci utama menuju kehidupan yang lebih tenang, bahagia, dan sukses.

Ingin berhenti dikendalikan oleh amarah dan kecemasan? 

Berikut adalah lima kunci cerdas untuk menguasai emosi Anda dan mengambil kembali kendali atas diri sendiri.

1. Kenali Pemicu dan Beri Jeda (Pause)

Langkah pertama adalah menjadi detektif emosi diri sendiri. Kapan terakhir Anda benar-benar marah? Apa yang memicunya? Apakah itu karena kritik, kemacetan, atau rasa lelah?

Identifikasi Pemicu: Tuliskan apa saja yang rutin memicu emosi negatif Anda. Kenali pola ini.

Teknik 5 Detik Jeda: Saat emosi mulai memuncak (jantung berdebar, napas memburu), jangan langsung bereaksi. Ambil jeda 5 hingga 10 detik. Tarik napas dalam-dalam dan fokus pada sensasi fisik tersebut. Jeda singkat ini memberi waktu bagi otak rasional Anda untuk mengambil alih sebelum otak emosional bertindak.

2. Beri Nama pada Emosi Anda

Seringkali, kita hanya tahu kita "merasa buruk" atau "kesal." Padahal, emosi memiliki banyak spektrum: cemas, frustrasi, kecewa, sedih, atau terancam.

Latihan Labeling: Saat merasakan sesuatu, sebutkan emosi itu dengan spesifik: "Saya tidak hanya marah, saya frustrasi karena usaha saya tidak dihargai."

Kekuatan Kata: Memberi nama pada emosi terbukti secara ilmiah dapat mengurangi intensitas emosi tersebut. Ketika emosi disebut, ia menjadi objek yang bisa Anda amati, bukan lagi badai yang melanda Anda.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved