Khazanah Islam

Panduan Lengkap Shalat Dhuha: Tata Cara, Niat, dan Keutamaan Pembuka Rezeki

Ibadah yang dikerjakan pada pagi hari ini dikenal sebagai 'magnet rezeki' karena janji Allah SWT

Editor: Abd Rahman
AI Gemini
ILUSTRASI AI SALAT DUHA- Salat Duha adalah salah satu salat sunah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Mengerjakan salat duha adalah salah satu sunah yang sering dikerjakan Nabi Muhammad SAW. 

TRIBUN-SULBAR.COM- Bagi umat Muslim yang mendambakan kelancaran rezeki, pengampunan dosa, serta keberkahan dalam menjalani hari, ada satu amalan sunnah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW, yaitu Shalat Dhuha.

Ibadah yang dikerjakan pada pagi hari ini dikenal sebagai 'magnet rezeki' karena janji Allah SWT untuk mencukupi kebutuhan hamba-Nya yang istiqamah melaksanakannya. 

Shalat Dhuha dapat mulai dikerjakan ketika matahari mulai meninggi setinggi satu tombak (sekitar pukul 07.00 pagi) hingga menjelang masuk waktu Zuhur. 

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Hadiri Forum Perdamaian Vatikan, Tegaskan Prinsip Persaudaraan Lintas Agama

Baca juga: Amalan Doa Pagi Hari Dicontohkan Rasulullah SAW, Dijamin Berkah hingga Sore

Dengan minimal dua rakaat saja, seorang Muslim sudah dapat meraih keutamaan besar, termasuk ampunan dosa dan pengganti sedekah bagi seluruh persendian tubuh. Berikut adalah panduan lengkap mengenai tata cara Shalat Dhuha, mulai dari niat hingga doa penutup, serta keutamaan luar biasa yang dijanjikan.

1. Niat Shalat Dhuha 

Sebelum memulai shalat, penting untuk melafalkan niat. Shalat Dhuha umumnya dikerjakan minimal dua rakaat.


أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى

"Ushallii sunnatadh dhuhaa rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa."

Terjemahan:"Aku niat shalat sunah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."

2. Doa Utama Setelah Shalat Dhuha

Setelah salam, dianjurkan untuk berdzikir sejenak, kemudian membaca doa khusus shalat Dhuha yang masyhur.

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ}$$$$\text{اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ}

"Allâhumma innadh dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka.""Allâhumma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu‘assaran fa yassirhu, wa inkâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dhuhâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ âtaita ‘ibâdakas shâlihîn."

Terjemahan: “Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu.”

“Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar (sulit) mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah. Dengan hak Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.”

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved