Bahkan pelanggarannya dinilai telah mencoreng disiplin kampus.
Pelanggaran pertama, ia terlibat pertengkaran dengan teman sekampus hingga melontarkan kata-kata kasar, sampai memicu orangtua korban datang.
Namun itu didamaikan oleh pihak kampus, karena tak ingin Sri dalam masalah besar.
Akhirnya pihak kampus memberikan peringatan tertulis dan meminta Sri menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya.
Namun, beberapa bulan kemudian, kejadian serupa kembali terulang.
Kali ini, dalam sebuah pertemuan kampus, seorang dosen yang berusaha melerai justru mendapat kata-kata tidak pantas dari Sri.
Karena pelanggaran terjadi secara berulang, pihak kampus menggelar rapat bersama para dosen dan pimpinan.
Hasilnya, diputuskan Sri dijatuhi skorsing selama satu semester sebagai konsekuensi atas tindakannya.
"Kami sudah memberi banyak kesempatan dan memaafkan berkali-kali. Tapi kalau tetap diulangi, dan kampus punya aturan yang harus ditegakkan," tegas Yuliana kepada wartawan, saat dikonfirmasi di Stikes BBM, Jumat (14/3/2025).
Keputusan skorsing ini kemudian memicu aksi demonstrasi oleh HMI Cabang Majene di depan Stikes BBM selama dua hari berturut-turut.
Massa aksi menilai skorsing ini tidak adil dan menuntut penjelasan dari pihak kampus.
Demonstrasi bahkan sempat memanas hingga terjadi aksi bakar ban, bentrokan, dan dugaan pengrusakan bendera HMI, semakin memperkeruh suasana. (*)