HMI Majene Demo Stikes BBM

HMI Majene Anarkis di Kampus Stikes BBM, Mahasiswi Trauma dan Dilarikan ke Rumah Sakit

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO HMI MAJENE - Suasana aksi jilid II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Majene, di depan kampus STIKES BBM Majene, Kamis (13/3/2025), hingga kini massa aksi masih berorasi di lokasi mereka menerobos barisan keamanan.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE  – Demo anarkis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene di Kampus Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) pada Kamis (13/3/2025) kemarin sebabkan trauma mahasiswi.

Tindakan anarkis HMI Majene bermula setelah massa aksi berhasil menerobos masuk area kampus.

Bentrokan pecah di dalam gedung, menyebabkan beberapa mahasiswa terluka dan mahasiswi mengalami trauma berat.

Baca juga: Ulah Satu Orang Mahasiswi Bernama Sri Penyebab Demo HMI Majene Berujung Anarkis di Stikes BBM

Tindakan anarkis itu menyebabkan salah satu mahasiswa Stikes BBM mengalami luka di bagian kepala akibat pemukulan.

Bahkan beberapa mahasiswi histeris akibat kader-kader HMI Majene mengepung ke dalam gedung.

Menurut saksi mata, banyak mahasiswi ketakutan hingga enggan keluar dari ruangan karena tindakan anarkis di depan mata mereka.

Maswandi, salah satu mahasiswa Stikes BBM, mengatakan pihak kampus sengaja mengamankan para mahasiswi di dalam ruangan untuk menghindari bentrokan.

Namun, karena massa aksi menerobos masuk, para mahasiswi menyaksikan langsung kekacauan tersebut, membuat mereka trauma.

"Kami tidak ingin mencari masalah, tapi teman-teman kami sekarang mengalami trauma karena aksi ini," ujar Maswandi saat ditemui Tribun Sulbar.com di stikes Jumat (14/3/2025). 

Bahkan, menurutnya salah satu mahasiswi bernama Julia harus dilarikan ke RSUD Majene akibat syok berat yang dialaminya.

Kericuhan dalam aksi ini juga berbuntut panjang.

Selain trauma yang dialami beberapa mahasiswi, beberapa di antara mereka bahkan melaporkan insiden ini ke pihak kepolisian.

Termasuk dugaan pengeroyokan hingga pelecehan.

Menurut Maswandi kondisi kampus yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar kini berubah menjadi zona ketakutan bagi para mahasiswi. 

Mereka berharap kejadian ini segera mendapat perhatian, agar tidak ada lagi aksi kekerasan mengganggu kenyamanan mereka dalam menuntut ilmu.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab