TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Korban kekerasan aksi demonstrasi HMI Majene yang berujung bentrok di Kampus Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) mengalami trauma.
Ery, seorang mahasiswi yang menjadi korban kekerasan demo itu mengaku syok setelah mengalami pemukulan saat bentrokan terjadi.
Baginya, kejadian ini sangat membekas, apalagi dia merasa seumur hidupnya baru kali ini ia mengalami kekerasan fisik dari seorang laki-laki.
"Saya pulang kampung, Kak, karena masih ada rasa trauma sampai saat ini. Seumur hidup, baru kali ini saya dipukul sama laki-laki," ungkap Ery saat dihubungi Tribun Sulbar.com via WhatsApp, Minggu (16/3/2025).
Ery menyebutkan, saat aksi demo terjadi banyak dari mereka enggan keluar ruangan, menangis histeris, hingga mengalami gangguan psikologis.
Ery menambahkan Ikatan Alumni STIKES BBM Kabupaten Majene juga sudah mendesak oknum pelaku pemukulan terhadap mahasiswa STIKES BBM, saat aksi demonstrasi HMI, Kamis 13 Maret 2025 lalu diproses secara hukum.
Menurutnya Ketua IKA STIKES BBM Majene, Muhammad Jafar, menyampaikan, sebagai ketua IKA pihaknya telah mendapatkan laporan bahwa terdapat enam orang mahasiswa STIKES BBM, yang diduga menjadi korban pemukulan oknum massa aksi HMI.
“Ya kami sudah konsultasi juga ke IKA STIKES atas kejadian ini, olehnya itu, agar kasus dugaan pemukulan terhadap mahasiswa STIKES BBM tersebut, diproses secara profesional berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku, " ungkap Ery.
Baca juga: Rindika Putri Korban Penipuan Laporan Ditolak Polisi Malah Ditawari Nastar, Curhat ke Damkar
Baca juga: Negara Berhemat dengan Efisiensi Anggaran Potensi Memangkas Kualitas Pendidikan
Untuk diketahui hingga saat ini, beberapa korban telah melapor ke pihak kepolisian untuk meminta keadilan atas tindakan kekerasan yang mereka alami.
Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang lagi dan pelaku kekerasan bisa bertanggung jawab atas perbuatannya.
Berawal dari Skorsing
Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) angkat bicara terkait skorsing mahasiswi diketahui bernama Sri, yang menjadi penyebab demo anarkis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene.
Ketua Stikes BBM, Yuliana, menegaskan keputusan kampus ini diambil berdasarkan pelanggaran berulang sudah tidak bisa ditoleransi.
Menurut Yuliana, Sri sebenarnya telah berkali-kali dibantu dan dibela oleh pihak kampus setiap kali melakukan kesalahan.
Namun, setelah diberikan berbagai kesempatan, ia kembali melakukan pelanggaran yang dianggap semakin di luar batas.