Harga jual tertinggi untuk satu ekor sapi itu berada dikisaran Rp 100 juta per ekor.
Petugas Kesehatan Hewan dari Puskeswan Polman mengambil sampel dan pemeriksaan fisik terhadap dua sapi ini.
Sebelumnya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Sulbar menyeleksi empat sapi dari tiap kabupaten.
Hasil seleksi berat, kualitas, hingga kesehatan sapi, terpilih dua ekor dari Desa Kebunsari, Wonomulyo ini.
"Iya sudah ada dua ekor sapi ini, tadi pengambilan sampel untuk selanjutnya dikirim ke BBVT Maros guna pemeriksaan kesehatan," terang Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulbar Nur Kadar kepada wartawan.
Ia menjelaskan dua ekor sapi itu akan kembali dipilih salah satu diantaranya oleh kesekretariatan negara.
Selanjutnya akan dikurbankan dan dagingnya dibagikan ke warga Topoyo, Mamuju Tengah.
Nur Kadar menyebut sapi diberi nama Tebo kandidat terkuat untuk dipilih lantaran lebih besar.
Meski begitu, sampel dua ekor sapi tetam diambil, untuk mengantisipasi jika Tebo memiliki penyakit.
"Kalau sapi Tebo ada sesuatu, jadi ada persiapan cadangan yang sapi Gemoy, kita antisipasi," ungkapnya.
Baca juga: Tebo dan Gemoy Calon Sapi Kurban Presiden Jokowi Asal Peternakan di Polman Berat 1,1 Ton
Sementara itu pemilik sapi bernama Riadi mengaku bangga dan bersyukur atas terpilihnya dua ekor sapi tersebut.
Riadi mengungkapkan adanya perawatan khusus terhadap dua ekor sapi ini selama diternak.
"Pola makannya itu sore setelah dimandikan, diberi ketersediaan makan dari sore sampai pagi," ungkap Riadi kepada wartawan.
Riadi menyiapkan pakan sapi mulai sore hari, pakan itu harus habis di pagi harinya, lalu dimandikan.
Kemudian sapi kembali dimandikan sore hari, sebelum diberi makan, pola itu dinilai bagus untuk meningkatkan berat sapi.