Berita Majene

2.348 Ekor Sapi dari Majene Sudah Diperiksa dan Dikirim ke Kalimantan

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor UPTD Puskeswan Banggae, di Jalan Lagama, Lingkungan Moloku, Kelurahan Totoli, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Selasa (4/6/2024).

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Majene mencatat sebanyak 2.348 ekor sapi sudah dikirim ke Kalimantan pada periode Januari-Mei 2024.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala UPTD Puskeswan Abdul Hafid. Ia mengatakan, sebanyak 2.348 sapi di Majene sudah divaksin dan diperiksa.

Pemeriksan PMK dan Jembrana dilakukan dengan cara pengambilan sampel berupa darah di Balai Besar Veteriner (BBVet).

Baca juga: 4 Ekor Kena Penyakit, Sapi-sapi Pesanan Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud dari Polman Belum Dikirim

Baca juga: Sosok Rahmad Masud Wali Kota Balikpapan Kaltim Pesan 54 Ekor Sapi di Polman Sulbar, Harga Fantastis

"Kalau yang sampling uji labolatorium PMK dan Jembrana di bbvet maros dan juga bbvet Denpasar Bali," Kata Hafid saat ditemui Tribun Sulbar.com di kantor Puskeswan.

Ia menyebutkan sedangkan sapi yang tidak disampling pemeriksaannya secara pengamatan di tempat penampungan masing-masing pemilik ternak.

Adapun jalur pengiriman sapi tersebut dikirim melalui dua titik, yang pertama melalui pelabuhan Mamuju kedua melalui Pelabuhan Palipi.

Ia menyebutkan pengiriman tersebut dilakukan sejak Januari-Mei 2024.

Ia menambahkan persiapan pengiriman hewan kurban lintas pulau itu sudah dilakukan sejak tanggal 16 April 2024 sampai sekarang.

Lebih lanjut ia mengatakan pemeriksaan akan kembali dilakukan, namun waktunya belum pasti.

Untuk diketahui Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, termasuk juga hewan liar yang seperti gajah, rusa, dan lainnya.

Sedangkan Penyakit Jembrana merupakan penyakit viral yang bersifat menular pada sapi Bali, ditandai dengan demam, peradangan selaput lendir mulut (stomatitis), pembesaran kelenjar limfe preskapularis dan prefemoralis dan parotid, terkadang disertai keringat darah (blood sweating).(*)

Laporan Reporter Tribun-Sulbar.com Anwar wahab