TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari hingga Maret 2024 ini mencapai 102 kasus
Tren kasus ini terus mengalami peningkatan di dua bulan terakhir, Januari, Februari 2024
Sejak masuknya musim hujan di wilayah Polman dan sekitarnya, jadi pemicu peningkatan kasus.
Baca juga: Hati-hati! Demam Berdarah di Mamuju Hingga Pekan ke-4 Maret Capai 52 Kasus
Baca juga: Penderita DBD di Pasangkayu Meningkat, Sudah 90 Kasus Sejak Januari 2024
Data Dinkes Polman, kasus DBD terbanyak di Kecamatan Campalagian 18 kasus, Limboro 15 kasus.
Kemudian menyusul di Kecamatan Matakali 11 kasus, Polewali 11 kasus, dan Tinambung 10 kasus.
Pada tahun 2023 lalu jumlah kasus DBD capai 279 kasus, kemudian 2022 capai 214 kasus.
"Data sementara di Maret 2024 capai 102 kasus, kita lihat di dua bulan terakhir terus meningkat," ujar pengelola penanganan DBD Dinkes Polman, Syamsul kepada wartawan, Sabtu (27/4/2024).
Dia menjelaskan perubahan cuaca mulai masuk musim hujan menjadi faktor penyebab meningkatnya kasus DBD.
Musim penghujan menjadi masa waktu meningkatnya DBD, lantaran jentik nyamuk bertambah banyak.
Pergantian cuaca yang awalnya musim kemarau berubah masuk musim hujan, jadi fase jentik nyamuk berkembang.
"Kita bisa lihat ini tiga tahun terakhir alami peningkatan, kalau di tahun 2023 ada yang meniggal dunia suspek DBD," lanjutnya.
Disebutkan setiap ada warga terserang DBD, petugas puskesmas setempat langsung bergerak cepat.
Melakukan pencegahan antisipasi dengan cara pengasapan atau fogging menyasar lingkungan warga.
Selain pengasapan petugas Babinsa dan Babinkantibmas bersama warga membasmi sarang nyamuk.
Syamsul turut mengimbau masyarakat tetap waspada dengan peningkatan kasus DBD ini.
Ia menyampaikan langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus.
Yakni menguras bak penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang-barang bekas.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli