TRIBUN-SULBAR.COM - Majene dikenal pula sebagai kota tua, karena banyak sekali gedung bersejarah di kota ini.
Termasuk kompleks makam Raja-raja Banggae.
Kompleks Makam Raja-raja Banggae terletak di Jl Ondongan, Kampung Pangali-ali, Kel/Desa Pangali-ali, Kecamatan Banggae Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Pelajar hingga mahasiswa kerap kali menjadikan kompleks makam ini sebagai lokasi wisata edukasi.
Menjadikan kompleks makam itu sebagai wadah belajar sekaligus refreshing.
"Kami ada mata kuliah tentang sejarah islam, jadi kami kesini untuk belajar sekaligus mencari tahu sejarah tentang perkembangan islam di Tanah Mandar ini, " ujar Kasmin, seorang mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.
Kompleks Makam ini merupakan kompleks pemakaman bagi raja-raja atau mara’dia dan anggota hadat banggae.
Baca juga: LIBUR Lebaran, Yuk ke Pulau Karampuang Bisa Snorkeling Hingga Diving Disana
Baca juga: MENGENAL Imam Lapeo, Ulama Besar Pendiri Masjid Nurut Taubah Ramai Dikunjungi Peziarah Usai Lebaran
Kemunculan hadat Banggae diperkirakan pada masa pemerintahan Daenta Melanto (Mara’dia Banggae II) ketika bergabungnya Totoli kedalam kerajaan Banggae.
Disamping appe banua kayyang susunan pemeritahan dan hadat terdiri Mara’dia Banggae dan Hadat Sappulo.
Makam ini berada di puncak Bukit Ondongan, Desa Pangali-ali, Kecamatan Banggae, 31 meter di atas permukaan laut.
Hanya berjarak 300 meter dari Kantor Bupati Majene, Jl Gatot Subroto.
Sebanyak 471 makam ada di tempat seluas 1,6 hektar ini.
Dari papan informasi yang ada di dekat gerbang, disebutkan bahwa bahan pembuatan makam terdiri dari batu padas, batu karang dan balok/papan kayu.
Dengan aneka ragam hias yang terdiri dari kaligrafi, geomteris dan swastika.