TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sidik (21) anak dari Ahmad (50) salah satu korban kecalakaan kapal motor di perairan Pulau Ambo, Kecamatan Bala-balakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (21/12/2023) malam.
Sidik datang dari Sudiang Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Mamuju, Sulbar, untuk mencari tahu kabar ayahnya yang sampai saat ini belum ditemukan.
Sidik dan pamanya tiba di Desa Sumare, Mamuju pada pukul 19.00 Wita Kamis (21/12/2023) tadi malam.
Anak pertama dari empat bersaudara ini mengaku, merasa shok saat mendengar kabar ayahnya menjadi korban kecelakaan kapal tersebut.
"Kemarin jam 8 pagi saya dapat kabar dari keluarga, kalau ayah saya jadi korban kecelakaan kapal di Mamuju. Jadi saya dan paman (adik ayah) langsung ke Mamuju," ungkap Sidik saat ditemui Tribun-Sulbar.com, di Posko Pencarian Basarnas Mamuju, Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Mamuju, Jumat (22/12/2023).
Kata Sidik, ayahnya bernama Ahmad itu ke Mamuju untuk mengurus bisnis jual beli hasil laut dan langsung berangkat ke Pulau Ambo.
Sebelum berangkat ke Mamuju, korban atas nama Ahmad sudah pamit dengan keluarga istri dan anak-anaknya di rumah.
"Ayah saya ke Mamuju urusan kerjaan (binsis) jual beli hasil laut (ikan). Tapi baru lagi ini ayah saya ke Mamuju," ujarnya.
Sidik mengakui, meski ayahnya ikut dalam kecalakaan kapal itu namun dia tidak merasakan firasat buruk terkait ayahnya.
Bahkan sampai saat ini, Sidik tetap berusaha untuk tenang dan merasa yakin ayahnya dalam keadaan baik-baik saja.
"Insyaallah ayah baik-baik saja, karena saya dengar kabar ayah saya menggunakan jariken dijadikan pelampung," ucap Sidik.
Menurut pria asal Makassar itu, ayahnya merupakan sosok yang pekerja keras dan sangat menyangi keluarga.
"Saya tidak tahu berkata-kata tentang bapak saya, jelas dia orang baik dan sangat mencintai keluarga," pungkasnya.
Diketahui, kecelakaan kapal motor Begitron GT-6 ini terjadi saat berangkat dari Pulau Ambo, Kecamatan Balabalakang, menuju Desa Sumare Mamuju pada Rabu (20/12/2023) pagi pukul 10.00 Wita.
Namun saat perjalanan kapal yang membawa 37 penumpang rombongan pengantin itu mengalami kecalakaan akibat hantaman ombak hingga terbalik sekitar pukul 16.00 Wita.
Kemudian, kapal itu dilaporkan hilang oleh Kepala Desa Balabakakang Timur Muhammad Idris pada Kamis (21/12/2023) pukul 00.00 Wita.
Dari kejadian itu sebanyak 37 penumpang jadi korban dan 33 penumpang kapal berhasil diselamatkan, dua dinyatakan meninggal dunia dan dua penumpang lainya masih pencarian.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman