Dia membeli kelapa dari warga lalu dijual kembali ke pasar.
Namun, setelah menikah dia menyelingi pekerjaan itu dengan menarik becak.
"Semenjak menikah saya menyelingi dengan menarik becak" ujarnya.
Hal tersebut dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
Dalam sehari, penghasilan Naga sebagai tukang becak tak menentu.
Apalagi, warga yang ingin menggunakan jasanya sudah sangat kurang.
Kadang, dalam sehari Dg Naga mengaku hanya membawa pulang Rp 20-30 ribu saja.
Dari hasil itulah, ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bersama keluarganya.
Dia mengaku sudah memiliki tiga orang anak.
Dua orang telah menikah dan satu masih sekolah dasar (SD).
Naga mengaku tidak tamat sekolah (SD) dan juga buta huruf.
Namun, dia tak ingin anak-anaknya mengikuti jejaknya.
Hal tersebut membuat dirinya terus berusaha untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi.(*)