TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kasus dugaan tindak pelecehan guru Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah, tuai banyak perhatian aktivis perempuan di Mamuju.
Kali ini datang dari, FPPI Pimpinan Kota Mamuju, Nurul Azwanie Ahmad.
"Kami mengecam tindakan pelecehan seksual dan berharap ada sanksi tegas yang diberikan kepada terduga pelaku," tulisan dalam pesan singkat WhatsApp kepada Tribun-Sulbar.com, Minggu (18/6/2023).
Selai itu, dia mengatakan sangat tidak pantas perilaku tersebut dibiarkan di lingkungan sekolah terlebih lagi hal itu dilakukan oleh oknum pengamanan sekolah.
Menurutnya, bagian pengamanan sekolah setiap hari tentu akan berinteraksi dengan para siswa tanpa terkecuali, baik itu sejak siswa datang atau pulang.
“Oknum sekuriti itu seharusnya menjaga keamanan siswa-siswi yang ada di sekolah tersebut, ini malahan melecehkan siswa-siswi dengan mengajak nonton video porno, serta gambar-gambar yang tidak senonoh, perilaku tersebut sangat tidak pantas,” kata Nurul.
Terlebih tindakan dugaan pelecehan seksual itu dilakukan di area sekolah yang dianggap tempat kedua setelah rumah bagi keamanan anak-anak.
"Saya berharap oknum pelaku inisial R diberikan sanksi agar kejadian serupa tidak terulang," tegasnya.
"Harusnya dia memberi contoh yang baik, dan sangat disesalkan kejadian ini, kami meminta oknum sekuriti yang diduga melakukan pelecehan harus diberikan sanksi tegas,” tambah Nurul.
Dirinya juga meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus dugaan pelecehan tersebut, dan berkata siap mengawal kasus ini selesai.
Nurul juga berharap kepada seluruh elemen mahasiswa untuk bersama melawan tindak pelecehan yang dilakukan oknum sekuriti.
"Ini tidak boleh dibiarkan, harus diusut tuntas. Saya mengecam keras perbuatan amoral tersebut, dan meminta semua pihak untuk melakukan pengawalan serius terkait hal ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala SD Muhammadiyah Mamuju, Feti Komayati saat ditemui Tribun-Sulbar.com membenarkan adanya kejadian dugaan pelecehan tersebut.
"Iya saya terima informasi kejadian pada Selasa, 30 Mei 2023 sore," ungkap Feti di ruang kerjanya, Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Karema, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (9/6/2023).
Setelah dilakukan mediasi pertama pada Senin, 5 Juni 2023, pihak sekolah mengkonfirmasi keduanya baik guru perempuan dan oknum sekuriti.