Mamuju

Prajurit Ubah Kesedihan Menjadi Harapan di Mamuju Tengah

Nurdin,  merupakan eksodus dari Timor-Timur, menyebut ikatan historis warga desa dengan TNI sangat kuat. 

|
Penulis: Abd Rahman | Editor: Abd Rahman
Istimewa
JALAN RUSAK DIPERBAIKI- Kondisi jalan di Desa Sejati, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sullbar) mulai mulus. Dengan 10 unit truk dikerahkan, mereka harus berjibaku mendistribusikan material di medan yang terjal dan licin saat hujan. 

Namun disisi lain,  di balik optimisme warga, ada perjuangan berat para prajurit TNI

Dengan 10 unit truk dikerahkan, mereka harus berjibaku mendistribusikan material di medan yang terjal dan licin saat hujan. 

Bekerja dari pukul 08.00 hingga 17.00 Wita, mereka tak kenal lelah demi memastikan mimpi warga Desa Sejati menjadi kenyataan.

Prajurit Sulap Rumah Reyot Sibubun 

Di Dusun Rawa Makmur, kisah pilu Petrus Sibubun (60) juga menjadi bagian dari tugas para serdadu muda untuk membantu rakyat kecil.

RUMAH REYOT- Aftaer dan Before kondisi rumah Sibubun kini menjadi indah usai disulap oleh para prajurit utusan TMMD di Mateng. 
Namun, air mata kesedihan Petrus kini berganti menjadi air mata haru. Rumahnya yang tak layak huni kini disulap oleh para prajurit.
RUMAH REYOT- Aftaer dan Before kondisi rumah Sibubun kini menjadi indah usai disulap oleh para prajurit utusan TMMD di Mateng. Namun, air mata kesedihan Petrus kini berganti menjadi air mata haru. Rumahnya yang tak layak huni kini disulap oleh para prajurit. (ABD RAHMAN)

Sejak bertahun-tahun, Petrus hidup sebatang kara di sebuah gubuk reyot yang dindingnya lapuk. 

Dengan cacat pada tangan kanannya, ia hanya mampu bekerja memungut biji sawit untuk menyambung hidup.

Kondisi rumahnya begitu memprihatinkan, membuat setiap harinya diisi dengan perjuangan untuk sekadar berteduh.

Di sekitar rumah Petrus menjadi tempat tumbuhnya rumput ilalang rimbun, bisa menjadi ancaman binatang seperti ular muncul di sekitar gubuknya.

Namun, keadaanlah memakasa Petrus harus tinggal seorang diri rumah kecil jauh kata layak itu.

Meski Petrus memiliki saudara tak jauh dari gubuknya, namun ia tetap memilih mengisi hari-harinya berteduh di rumah  kondisinya memperhatinkan.

Dengan keterbatasan fisik dimiliki Petrus Sibubun, ia tidak lagi mampu untuk bekerja keras untuk membangun rumah secara mandiri.

Petrus hanya bisa berpasrah setelah tangan kanannya cacat usai terbakar api, ia tidak bisa lagi kembalikan kondisi fisiknya.

Namun, air mata kesedihan Petrus kini berganti menjadi air mata haru. 

Rumahnya yang tak layak huni kini disulap oleh para prajurit.

"Saya sangat senang dan merasa bersyukur sekali," ujar Petrus.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved