Berita Sulbar
BPS Menyebut 152,31 Ribu Jiwa Penduduk Miskin di Sulbar 2025, Turun 0,30 Persen
M La'bi mengatakan, meski secara umum membaik, tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan justru mengalami kenaikan
Penulis: Andika Firdaus | Editor: Abd Rahman
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Maret 2025 sebesar 10,41 persen, turun 0,30 persen dibandingkan September 2024.
Jumlah ini merupakan terendah sejak pandemi Covid-19 melanda pada 2020.
Secara absolut, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 152,31 ribu jiwa, menurun sekitar 3,60 ribu jiwa dari September 2024.
"Penurunan terutama terjadi di daerah perdesaan, yakni turun 3,76 ribu jiwa, sementara di daerah perkotaan justru naik 0,16 ribu jiwa,"ujar Plt Kepala BPS M La'bi saat konferensi pers di kantor BPS Jl RE Martadinata, Kecamatan Simboro, Mamuju, Jumat (25/7/2025).
Baca juga: Pemuda-Pemudi Pasangkayu Wakili Sulbar di Ajang Nasional Putera Puteri Eko Wisata Indonesia 2025
Baca juga: 100 Emak-emak Penenun Tampil Serentak Meriahkan Acara Banua Kayyeang di Polman
M La'bi mengatakan, meski secara umum membaik, tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan justru mengalami kenaikan.
"Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik menjadi 1,71 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) naik menjadi 0,41,"terangnya.
Peningkatan ini terutama terjadi di wilayah perdesaan, menunjukkan pengeluaran penduduk miskin semakin jauh dari Garis Kemiskinan (GK)dan ketimpangan antar penduduk miskin makin melebar.
Garis Kemiskinan Maret 2025 tercatat sebesar Rp 475.488 per kapita per bulan, naik 3,30 persen dibandingkan September 2024.
"Di perkotaan, GK sebesar Rp 473.493, sementara di perdesaan lebih tinggi, yaitu Rp 476.004,"ujarnya.
M La'bi mengungkapkan, komoditas makanan masih menjadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan, yakni 78,04 persen, naik 0,49 persen poin dari periode sebelumnya.
"Lima komoditas makanan utama penyumbang GK adalah beras, rokok kretek filter, ikan tongkol tuna cakalang, kue basah, dan telur ayam ras,"terangnya.
Sedangkan dari sisi non-makanan, perumahan, bensin, pendidikan, listrik, dan perlengkapan mandi menjadi yang paling berkontribusi.
Turunnya angka kemiskinan di Sulawesi Barat tak lepas dari sejumlah faktor.
Deflasi pada Februari 2025 sebesar 0,24 persen (y-on-y) dan inflasi Maret yang masih terkendali di angka 1,56 persen.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat sebesar 4,38 persen pada triwulan I 2025.
Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 143,09, naik 3,41 persen dibandingkan Maret 2024.
Produksi padi meningkat 37,95 persen sepanjang Januari–April 2025.
Penyaluran bantuan sosial seperti PKH, BPNT, dan Sembako di seluruh kabupaten.
Secara historis, angka kemiskinan Sulbar sempat stagnan di sekitar 11 persen pasca pandemi.
"Penurunan signifikan baru terjadi pada September 2024 dan berlanjut hingga Maret 2025,"ujarnya.
Perbandingan di Pulau Sulawesi Secara umum, penurunan kemiskinan terjadi di hampir seluruh provinsi di Sulawesi, kecuali Sulawesi Utara (Sultra) mengalami kenaikan.
Penurunan tertinggi terjadi di Gorontalo (0,63 persen poin), sedangkan terendah di Sulawesi Tenggara (0,09 persen poin).
Sulbar kini menempati posisi ketiga dengan persentase penduduk miskin terendah di Pulau Sulawesi, setelah Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Utara, yang sudah mencapai angka satu digit. (*)
Laporan wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus
2 Hari di Jakarta, Gubernur Sulbar Bawa Pulang Rp1,04 Triliun untuk Pembangunan |
![]() |
---|
Alfian dan Laura Wakili Sulbar di Pertukaran Pemuda Antar Provinsi 2025 |
![]() |
---|
Rp470 Miliar APBN Dukung Perlindungan Sosial di Sulbar, Gubernur SDK Puji Komitmen Pusat |
![]() |
---|
Dosen Unsulbar Latih KWT Katumbangan Produksi Sabun dan Sampo Alami Berbasis VCO Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Gubernur Prihatin,Kriminalitas di Sulbar Marak Sepekan Terakhir, SDK : Kita Analisa Akar Masalahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.