Mamuju

Jeritan Hati Tenaga Kontrak di RS Regional Sulbar, Gaji 2 Bulan Tak Cair, Klaim BPJS Tak Jelas

Penundaan pembayaran upah ini telah menyulitkan para pegawai untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kewajiban rumah tangga.

|
Editor: Abd Rahman
Tribun-Sulbar.com/Zuhaji
RS Regional Sulbar, di Jalan Martadinata Nomor 3, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (4/8/2022). Rumah sakit tersebut segera menyadiakan serum anti bisa ular. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Seorang tenaga kontrak di Rumah Sakit (RS) Regional Sulawesi Barat (Sulbar) berinisial HU mengungkapkan rasa kecewanya karena gaji mereka belum dibayarkan selama dua bulan terakhir, terhitung sejak Agustus hingga September 2025.

Penundaan pembayaran upah ini telah menyulitkan para pegawai untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kewajiban rumah tangga.

Baca juga: Bapperida Optimalkan Peluang Bisnis Sawit Sulbar, Siapkan Proposal ke Danantara

Baca juga: Evaluasi Kinerja Bidang AHU, Kadiv Yankum Kemenkum Sulbar Tekankan Sinkronisasi Data Monitoring

"Kami belum dibayarkan sudah dua bulan ini, sementara karyawan (driver ambulans) yang pihak ketiga sudah dibayarkan jasa rujukanya," kata HU kepada Tribun-Sulbar.com yang enggan disebutkan namanya ini, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, penundaan ini sangat merugikan. Ia dan rekan-rekannya merasa hanya diberi janji tanpa kepastian pembayaran, padahal mereka harus tetap bekerja. Biasanya, gaji dapat terbayarkan dalam rentang waktu sebulan, namun kali ini penundaan sudah mencapai dua bulan penuh.

"Kami ini punya keluarga juga, punya cicilan, kami kerja karena mau digaji," tegasnya.

Selain masalah gaji pokok, HU juga mempertanyakan kejelasan uang pengklaiman BPJS Kesehatan terkait perjalanan rujukan pasien ke rumah sakit di Makassar.

HU menyebutkan, sudah hampir setahun uang klaim tersebut tidak dibayarkan dan mereka tidak tahu ke mana dana tersebut disalurkan.

"Kami itu (driver) setiap bawa pasien rujukan ke Makassar, kami diberi jasa BPJS Rp1,4 juta satu kali jalan. Kami hanya diberikan uang jalan Rp540 ribu. Sisanya Rp800 ribu belum diberikan," terangnya.

Para tenaga kontrak yang terdampak mengaku sudah lelah diminta untuk terus bersabar. Mereka berharap pihak rumah sakit segera bertanggung jawab dan melunasi hak-hak mereka yang tertunggak.

"Kami butuh makan dan menghidupi keluarga," tutup HU.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved