Beras Oplosan

Kenali 3 Merek Beras Oplosan Ditemukan Terjual di Swalayan saat Diskoperindag Polman Sidak

Ia menjelaskan, ketiga merek beras tersebut kini sudah jarang terlihat di etalase karena telah habis terjual selama beberapa pekan terakhir.

Editor: Nurhadi Hasbi
FAHRUN RAMLI
BERAS OPLOSAN : Petugas saat menemukan tiga jenis beras oplosan, di beberapa toko retail modern yang ada di Jl Muh Yamin, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Polman, Sulbar, Kamis (17/7/2025) 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Tiga merek beras oplosan ditemukan telah beredar dan terjual di swalayan modern saat Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) melakukan inspeksi mendadak (sidak), Kamis (17/7/2025).

Sidak ini digelar menyusul maraknya kabar peredaran beras oplosan yang merugikan konsumen.

Petugas perlindungan konsumen Disperindagkop Polman menyasar sejumlah toko retail modern, terutama yang menjual produk beras kemasan.

Baca juga: Beras Oplosan Ditemukan Dijual di Toko Retail Modern, Disdag Polman : Sudah Banyak Terjual

Dalam sidak tersebut, ditemukan tiga merek beras yang masuk dalam daftar produk beras oplosan versi Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Polri, yaitu Raja Platinium, Sanida, dan Vutima.

“Sidak ini kami lakukan berdasarkan temuan Kementerian Pertanian. Hasilnya, ada tiga merek beras oplosan yang kami temukan beredar di swalayan,” ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Polman, Fatriasmal, kepada wartawan.

Ia menjelaskan, ketiga merek beras tersebut kini sudah jarang terlihat di etalase karena telah habis terjual selama beberapa pekan terakhir.

“Artinya, beras itu sudah dikonsumsi masyarakat. Dari hasil pemeriksaan tadi, mereka menyebut sudah sekitar satu pekan beras itu dijual,” ungkapnya.

Fatriasmal menyebut, beras oplosan tersebut sangat merugikan konsumen karena tidak memenuhi standar mutu beras premium, meski dijual dengan label dan harga premium.

Menurut perkiraannya, sekitar 20 bal dari tiga merek beras tersebut telah tersebar ke masyarakat sebelum sidak dilakukan.

“Kami minta kepada pegawai toko modern untuk menarik merek beras oplosan dari etalase. Tidak boleh lagi dipajang apalagi dijual,” tegasnya.

Fatriasmal menambahkan, peredaran beras oplosan tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga bisa mengacaukan harga pasar dan menekan petani lokal.

Disperindagkop Polman merencanakan akan kembali menggelar sidak lanjutan untuk memastikan tidak ada lagi peredaran beras oplosan di pasar modern maupun tradisional.

“Kita akan pantau terus, agar konsumen mendapatkan produk pangan yang sesuai standar,” pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved