Stunting Majene

Angka Stunting di Majene Mulai Turun, Dinkes Fokus Perkuat Posyandu dan Edukasi Gizi

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinkes Majene terus menguatkan berbagai langkah preventif melalui program intervensi gizi spesifik, seperti:

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun Sulbar / Anwar Wahab
STUNTING MAJENE - Nampak depan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene di Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Angka stunting Majene mulai menurun. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majene dalam menekan angka stunting mulai menunjukkan hasil.

Berdasarkan data terbaru dari aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Majene per Mei 2025 tercatat sebesar 34,07 persen, turun dari 36,87 persen pada awal 2024.

Penanggung Jawab Program Gizi Dinkes Majene, Sri Wahyuni, mengungkapkan bahwa penurunan ini dinilai sebagai hasil dari program intervensi gizi yang telah dijalankan secara konsisten sejak tahun lalu.

Baca juga: Data Status Gizi Mei 2025: Ini Daftar Desa dengan Angka Stunting Tertinggi dan Terendah Pasangkayu

“Prevalensi stunting di Majene per Mei 2025 ini sebesar 34,07 persen. Ada penurunan dari tahun lalu yang berada di angka 36,87 persen,” ungkap Sri Wahyuni saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (25/6/2025).

Sri Wahyuni menjelaskan, kasus stunting paling banyak ditemukan pada anak usia 6 bulan hingga 1 tahun, yang rentan mengalami gangguan pertumbuhan akibat pola makan yang kurang tepat dan asupan gizi yang tidak mencukupi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinkes Majene terus menguatkan berbagai langkah preventif melalui program intervensi gizi spesifik, seperti:

Pemantauan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil dan remaja putri.

Edukasi menyeluruh terkait pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI.

Pendampingan kelompok rentan melalui program kelas gizi.

Tak hanya itu, Dinkes juga tengah mempersiapkan pelaksanaan Program Pemantauan Tumbuh Kembang (PMT) lokal untuk balita dan ibu hamil.

“Langkah lainnya adalah meningkatkan pelayanan di Posyandu dengan menyediakan alat ukur antropometri yang memadai serta memperkuat kegiatan seperti kelas ibu hamil dan kelas balita,” tambahnya.

Dinkes berharap angka stunting di Majene dapat terus ditekan hingga berada di bawah standar nasional.

"Untuk itu, kerja sama lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program penanganan stunting di daerah ini," tutupnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved