Stunting Majene
Pamboang Tertinggi Kasus Stunting di Majene Capai 848 Anak, Ini Kata Dinkes!
Angka ini menempatkan Pamboang di posisi teratas dibanding kecamatan lain, disusul Kecamatan Malunda 554 kasus.
Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Kecamatan Pamboang menjadi wilayah dengan angka stunting tertinggi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Menujuk data terbaru aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per Mei 2025, sebanyak 848 anak di Pamboang stunting.
Kondisi gagal tumbuh tersebut akibat kekurangan gizi kronis.
Angka ini menempatkan Pamboang di posisi teratas dibanding kecamatan lain, disusul Kecamatan Malunda 554 kasus.
Baca juga: Angka Stunting di Majene Mulai Turun, Dinkes Fokus Perkuat Posyandu dan Edukasi Gizi
Baca juga: Data Status Gizi Mei 2025: Ini Daftar Desa dengan Angka Stunting Tertinggi dan Terendah Pasangkayu
Secara keseluruhan, angka stunting di Majene memang menunjukkan tren penurunan.
Dari 36,87 persen pada awal 2024 menjadi 34,07 persen per Mei 2025.
Namun, temuan di Pamboang menjadi sorotan tersendiri karena jumlahnya masih sangat tinggi.
Penanggung Jawab Program Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene, Sri Wahyuni, menyebutkan, sebagian besar kasus stunting ditemukan pada anak usia 6 bulan hingga 1 tahun usia kritis yang sangat bergantung pada pemberian ASI dan makanan pendamping sesuai.
“Angka stunting di Majene memang turun, tapi kami tidak menutup mata beberapa kecamatan masih memerlukan penanganan khusus. Pamboang menjadi perhatian utama kami saat ini,” ujar Sri Wahyuni saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/7/2025).
Untuk menekan angka tersebut, Dinkes Majene terus menggencarkan berbagai program intervensi gizi spesifik.
Beberapa langkah yang saat ini dijalankan meliputi:
Pemantauan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil dan remaja putri
Edukasi intensif terkait pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI Pendampingan kelompok rentan melalui kelas gizi komunitas.
Tak hanya itu, Dinkes juga tengah mempersiapkan pelaksanaan Program Pemantauan Tumbuh Kembang (PMT) lokal yang menyasar balita dan ibu hamil, termasuk peningkatan sarana di Posyandu dengan penyediaan alat ukur antropometri yang memadai.
“Upaya lainnya adalah memperkuat kegiatan seperti kelas ibu hamil dan kelas balita di seluruh desa, terutama di daerah dengan kasus tertinggi,” tambahnya.
Dinkes Majene menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah standar nasional, yakni di bawah 20 persen.
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor dan peran aktif masyarakat.
“Kerja sama semua pihak adalah kunci. Stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga edukasi, lingkungan, dan kesadaran bersama,” tutup Sri Wahyuni.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab
Angka Stunting di Majene Mulai Turun, Dinkes Fokus Perkuat Posyandu dan Edukasi Gizi |
![]() |
---|
Dinkes Majene Catat Kecamatan Pamboang Masih Paling Tinggi Prevalensi Stunting |
![]() |
---|
Pola Makan Pengaruhi Kasus Stunting Anak-anak di Majene Usia Hingga 1 Tahun, Capai 36,87 Persen |
![]() |
---|
Anak Stunting di Majene Paling Banyak di Pamboang, Capai 42,92 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.