Berita Sulbar
Keluarga Pasien Ngeluh Lama Antre Obat, RSUD Regional Sulbar: Harus Sabar, Membutuhkan Ketelitian
Pihak RSUD Regional Sulbar mengatakan petugas apotek tidak mungkin membedakan terkait pelayanan pemberian obat.
Penulis: Andika Firdaus | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pelayanan pengambilan obat di apotek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulawesi Barat (Sulbar), menuai keluhan dari para pasien rawat jalan dan keluarga pasien.
Lamanya waktu tunggu pengambilan obat menjadi sorotan utama.
Baca juga: PDAM Pasangkayu Segera Cek, Jalan ke Pasar Martajaya Pasangkayu Rusak Diduga Akibat Kebocoran Pipa
Baca juga: Penyebab Kabupaten Majene Belum Memulai Seleksi Anggota Paskibraka 2025
Keluhan ini mencuat dalam beberapa hari terakhir, menambah panjang daftar permasalahan yang dihadapi masyarakat terkait pelayanan kesehatan.
Seorang keluarga pasien yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya proses pengambilan obat.
"Bulan lalu, anggapan saya mungkin karena pascalibur atau cuti beberapa hari. Tapi saya kemudian kembali antar orangtua untuk kontrol, hal yg sama terulang lagi,"ungkapnya kepada wartawan Tribun-Sulbar.com, Rabu (18/6/2025).
Ia menambahkan, untuk pengambilan obat ia harus menunggu waktu berjam-jam untuk bisa mendapatkan obat.
"Saya menunggu ambil obat itu lebih dari dua jam dan saya sering mendapatkan keadaan seperti ini,"ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Pelayanan RSUD Provinsi Sulawesi Barat Nurwardi Nur mengatakan, tentunya akan terus mengevaluasi terkait keluhan yang masuk ke Rumah Sakit (RS).
Namun, Nurwardi menambahkan bahwa pihak rumah sakit juga tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
"Tapi kalau untuk di apotek tentunya kita harus sabar. Karena di apotek itu tumpuan terakhir dari segala pemerikasaan dan membutuhkan ketelitian,"ungkap Nurwardi saat ditemui di RSUD Provinsi Sulbar.
Lebih lanjut, Nurwardi mengungkapkan untuk pengambilan obat itu ada prosesnya.
"Kami menggunakan aplikasi SIM-RS, harus melihat nama pasien, dokter pengirim, obatnya di periksa serta di cocokan dan terkadang harus kita konfirmasi ulang,"ucapnya.
Nurwardi mengatakan, mungkin ada pasien merasa didahului dan lain sebagainya.
"Dan memang rata-rata kunjungan pemeriksaan perhari itu 150 sampai 200. Tentunya kita perlu ketelitian dan kehati-hatian dalam pemberian apalagi obat racikan, jadi memang perlu kesabaran tinggi,"ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, ketika sudah terjadi penumpukan menyampaikan kepada petugas untuk melakukan pendampingan.
Dana Transfer Berkurang Rp330 Miliar, Pemprov Sulbar Lakukan Efisiensi Besar-besaran |
![]() |
---|
Kemenkeu Sulbar Klaim Pendapatan APBN Sulbar Moncer ke 63,74 Persen, Berkat Minyak Sawit CPO |
![]() |
---|
Realisasi APBN di Sulbar 2025: Pendapatan Capai Rp766 Miliar, Belanja Terserap Rp6,15 Triliun |
![]() |
---|
APBN Rp470,82 M untuk 123.990 KPM di Sulbar Mulai Anak Yatim Piatu Hingga Iuran Jaminan Kesehatan |
![]() |
---|
Data BPJS Kesehatan 2024 Biaya Penanganan Jantung, Stroke dan Gagal Ginjal di Sulbar Rp60,79 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.