Pangan Murah
Warga Padati Lokasi Pangan Murah Pemprov Sulbar Jelang Idul Adha, Beras Diskon hingga 30 Persen
GPM berlangsung di depan Kantor Gubernur Sulbar, Jl H Abd Malik Pettana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Dinas Ketahanan Pangan kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), Jumat (23/5/2025).
Kali ini GPM berlangsung di depan Kantor Gubernur Sulbar, Jl H Abd Malik Pettana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Baca juga: Jembatan Putus, 4 Dusun di Tapua Polman Terisolir dan Warga Buat Rakit Seberangi Sungai
Baca juga: Alasan Polisi Tangkap 4 Warga Saat Eksekusi Lahan di Lapeo Polman
Pantauan Tribun-Sulbar.com, ratusan warga memadati lokasi untuk membeli berbagai kebutuhan pokok yang dijual dengan harga lebih murah, yakni 20-30 persen di bawah harga pasar.
Salah satu komoditas yang paling diburu adalah beras, yang dijual seharga Rp120 ribu per karung, lebih murah dibanding harga pasar yang mencapai Rp140 ribu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar, Abdul Waris Bestari, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menstabilkan harga pangan dan memastikan ketersediaan pasokan menjelang hari besar keagamaan.
"Ini merupakan upaya pemerintah, baik provinsi maupun Badan Pangan Nasional, untuk mendekatkan pasar ke masyarakat. Pemerintah hadir memberikan harga komoditas di bawah harga pasar, sekitar 20-30 persen lebih murah," ujarnya.
Ia juga menjelaskan hampir seluruh komoditas pangan saat ini dalam kondisi stabil, kecuali komoditas ikan yang mengalami inflasi cukup tinggi, khususnya di wilayah indeks harga konsumen (IHK) seperti Mamuju dan Majene.
Inflasi untuk ikan di Mamuju tercatat sebesar 3,95 persen, di Majene 3 persen, dan secara provinsi berada pada angka 3,36 persen, masih dalam batas bawah inflasi nasional 1,5–3,5 persen.
Abdul Waris berharap masyarakat tidak panik menjelang lebaran dan tidak melakukan aksi borong.
Ia menegaskan GPM akan terus digelar minimal sekali dalam seminggu, bahkan bisa dua kali jika situasi harga terus melonjak.
"Kami juga meminta perhatian dari pemerintah pusat. Saat ini harga beras naik lebih dari 10 persen dan sudah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Sementara stok beras di gudang Bulog menumpuk karena pembelian gabah oleh distributor mulai menurun," tambahnya.
Ia menilai jika kondisi ini dibiarkan tanpa ada intervensi nyata, maka akan timbul gejolak harga di masyarakat.
Pemerintah pusat diharapkan lebih aktif memantau kondisi lapangan dan mendorong Bulog menyalurkan beras demi stabilisasi harga.
"Apa yang kami lakukan ini bukan untuk menurunkan inflasi, tetapi untuk menstabilkan harga. GPM sangat dibutuhkan masyarakat. Bahkan banyak warga yang berharap pasar murah ini bisa digelar setiap hari, meski kami hanya mampu melaksanakannya seminggu sekali," tuturnya.
Waris menambahkan, melalui dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pemprov Sulbar berkomitmen membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi
Ayam Potong Laris di Gerakan Pangan Murah Pemprov Sulbar |
![]() |
---|
Warga Serbu Pangan Murah Depan Kantor Gubernur, Beras 4,5 Ton Ludes dalam Sejam |
![]() |
---|
Pemprov Sulbar Genjot Pasar Murah, Jaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Iduladha |
![]() |
---|
Pemprov Sulbar Gencarkan Pasar Murah untuk Kendalikan Inflasi Jelang Iduladha 1446 H |
![]() |
---|
Beras Rp 55 Ribu, Warga Pasangkayu Sulawesi Barat Padati Lokasi Pangan Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.