Stunting Sulbar
Seribu Lebih Anak di Mamuju Tengah Masuk Kategori Stunting, Sulbar Tertinggi di Sulawesi
Salah satu faktor determinan kenaikan angka stunting karena kurangnya cakupan ASI eksklusif pada bayi dibawah enam bulan.
Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka Stunting di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sebesar 35,4 persen untuk tahun 2025.
Lalu berapa anak yang stunting di kabupaten Mamuju Tengah (Mateng)?
Lutfiana staf Dinas Kesehatan Kabupaten Mateng merilis angka stunting sebanyak 16,73 persen.
Baca juga: Gubernur SDK Minta Warga Tolak Tambang Pasir di Mateng dan Mamuju Gugat Perusahaan ke PTUN
Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran di Banggae Timur Majene Bikin Warga Panik
Angka 16,73 persen tersebut diambil dari total jumlah balita stunting di Mamuju Tengah sebanyak 1.856 anak.
Data diperoleh dengan rumus jumlah balita stunting dibagi jumlah balita diukur tinggi/panjang badannya kali 100 persen.
Adapun jumlah anak anak-anak (usia 0-14 tahun) di Kabupaten Mamuju Tengah sekitar 39.508 jiwa.
"Angka 16,73 persen ini berdasarkan angka stunting di tahun 2024," ucapnya, Rabu (7/5/2025).
Angka tersebut berdasarkan data E-PPGBM atau aplikasi Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-Ppgbm).
Sementara angka stunting tahun 2025 belum dirilis per bulan Mei 2025.
Lebih lanjut Lutfi mengatakan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka Stunting di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sebesar 35,4 persen tahun 2025.
Angka tersebut merupakan tertinggi di enam provinsi se-Sulawesi.
Yakni, Sulbar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Utara (Sulut), Gorontalo dan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menurut data SSGI, angka stunting Sulut sebesar 20,8 persen, Sulteng 26,1 persen, Sulsel 23,3 persen.
Sementara angka stunting Sulteng sebesar 26,1 persen, Gorontalo 23,8 persen dan Sulbar 35,4 persen.
Ia mengatakan, angka stunting Sulawesi Barat naik dibanding tahun sebelumnya.
Angka stunting tahun 2024 Sulbar 30,3 persen.
"Kenaikannya di angka 5,1 persen" beber Lutfi.
Salah satu faktor determinan kenaikan angka stunting karena kurangnya cakupan ASI eksklusif pada bayi dibawah enam bulan.
Selain itu, kurangnya cakupan baduta mendapat MPASI beragam.
Pemkab Mateng mencegah kasus meningkat dimulai dari remaja.
Yaitu pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, skrining anemia (pemeriksaan hemoglobin) pada siswi kelas 7 dan 10 dan pembinaan kesehatan di sekolah.
Kemudian Ibu hamil, dilakukan pemeriksaan ANC, kelas ibu hamil, pendampingan ibu hamil KEK dan Resiko tinggi (Risti).
Hingga balita yakni kelas ibu balita, pemantauan pertumbuhan balita di posyandu, suplementasi vitamin A, pemberian obat cacing, pendampingan pemberian mp-ASI dan ASI eksklusif dan pendampingan rujukan balita stunting.
Selain itu, ada juga pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal, sasarannya ibu hamil KEK dan balita bermasalah gizi (balita tidak naik berat badannya, balita berat badan kurang, dan balita gizi kurang). (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah
Anak Stunting di Sulbar Capai 19 Ribu, Lebihi Jumlah Penduduk Kecamatan Sampaga |
![]() |
---|
BKKBN Sulbar Integrasi Bersama Mitra Kerja Dukung Program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting |
![]() |
---|
Pj Bahtiar Kecewa Lihat APBD Sulbar 2024 Tak ada Alokasi Khusus Tangani Stunting |
![]() |
---|
22 Ribu Lebih Anak di Sulbar Stunting, Kabupaten Polman Terbanyak |
![]() |
---|
Majene Tertinggi Angka Stunting di Sulawesi Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.