Hari Kartini

MAKNA Hari Kartini Firda Pedagang Buah di Mamuju, Emansipasi Wanita Bisa Dimulai dari Rumah

Firda yang merupakan ibu dari satu anak ini juga percaya bahwa emansipasi perempuan bisa dimulai dari rumah. 

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
suandi
MAKNA HARI KARTINI UNTUK FIRDA - Firda, pedagang buah di Jl H Abd Malik Pettanna Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Senin (21/4/2025). Firda yang merupakan ibu dari satu anak ini juga percaya bahwa emansipasi perempuan bisa dimulai dari rumah. 

TRIBUN - SULBAR.COM, MAJENE - Firda (35) seorang Wanita pedagang buah  di Jl H Abd Malik Pettana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju memaknai Hari Kartini, sebagai momentum mengedepankan emansipasi Wanita yang ingin mandiri dari sisi ekonomi, kendati tetap berperan sbagai seorang istri dan Ibu Rumah Tangga (IRT).

Sehari-hari, Firda berjualan di sebuah kios kecil, yang tak jauh dari Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

"Bagi saya, makna Hari Kartini tidak selalu harus dirayakan dengan upacara atau mengenakan kebaya. Bisa juga dengan melakukan hal sederhana tapi berdampak, seperti membantu perekonomian keluarga dengan cara berdagang. Saya merasa ikut berjuang bersama suami untuk masa depan anak kami," ujarnya sambil melayani pembeli, Senin (21/4/2025).

Baca juga: 70 Twibbon Hari Kartini 2025, Cocok untuk Diunggah ke Sosmed, Berikut Link Download Gratis

Baca juga: Ridwan Kamil Difitnah? Revelino Muncul Ungkap Awal Hubungan dengan Lisa Mariana hingga Punya Anak

Firda yang merupakan ibu dari satu anak ini juga percaya bahwa emansipasi perempuan bisa dimulai dari rumah. 

Menurutnya, menjadi ibu rumah tangga yang baik, merawat anak dengan penuh kasih sayang, serta menghormati suami juga merupakan wujud perjuangan perempuan masa kini.

"RA Kartini memperjuangkan perempuan agar bisa punya pilihan dan kesempatan yang sama. Sekarang, kita sebagai perempuan bisa memilih jalan hidup kita, entah bekerja, berdagang, atau menjadi ibu rumah tangga, semua itu adalah bentuk penghormatan terhadap perjuangan Kartini," tambahnya.

Kisah Firda menunjukkan bahwa semangat Kartini tidak hanya hidup di gedung-gedung perkantoran atau ruang akademik, tetapi juga di lapak-lapak sederhana, di tengah perjuangan perempuan sehari-hari yang berusaha mandiri dan berdaya.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved