PDAM Polman

Demo Mahasiswa Sempat Ricuh Saat Bakar Ban di Halaman Kantor Bupati Polman Tuntut Soal PDAM

Salah satu personel Satpol PP Polman sempat terjatuh saat salah satu mahasiswa mendorongnya.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
DEMO PDAM - Massa aksi saat ricuh dengan petugas Satpol PP Polman di halaman Kantor Bupati Polman Jl Manuggal Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Polman, Senin (21/4/2025). Massa aksi sempat bersitegang, hingga saling kejar dengan petugas. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Aksi demonstrasi Pergerakan Mahasiswi Islam Indonesia (PMII) Komisariat DDI di Kantor Bupati Polewali Mandar (Polman) diwarnai kericuhan, Senin (21/4/2025).

Massa aksi sempat bersitegang, hingga saling kejar dengan petugas Satpol PP Polman.

Baca juga: Dinsos Pasangkayu Tetap Siapkan Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Meski Anggaran Terbatas

Baca juga: Banyak Kendaraan Plat Merah Terbengkalai Tak Terdata, Inspektorat Sulbar Segera Lakukan Ini

Salah satu personel Satpol PP Polman sempat terjatuh saat salah satu mahasiswa mendorongnya.

Hal itu memancing emosi kedua belah pihak, beruntung keduanya masih dapat menahan diri.

Ketegangan bermula saat massa aksi membakar ban bekas tepat di halaman kantor Bupati Polman.

Petugas Satpol PP yang bertugas melarang aksi bakar ban dalam halaman dan memadamkan kobaran api dengan sepotong bambu.

Masaa aksi merespon tindakan Satpol PP tersebut, hingga terjadi keributan, beruntung dapat dilerai petugas kepolisian.

"Memang untuk di halaman kantor ada larangan untuk bakar ban, karena saya yang dicopot jika ada bakar ban, sehingga ada ketegangan," kata Kasatpol PP Polman, Arifin Halim kepada wartawan.

Dia mengatakan ketegangan terjadi karena massa aksi tak mengetahui adanya larangan bakar ban di halaman kantor.

Sehingga petugas jaga mencoba memadamkan kobaran api itu, dan memantik kericuhan.

Meski sempat ricuh, Arifin Halim tetap mengapresiasi tuntutan para mahasiswa tersebut.

"Kalau tidak ada bakar ban tidak ada masalah, saya juga apresiasi mahasiswa yang menyuarakan aspirasinya, nanti saya sampaikan langsung kepada pimpinan terkait tuntutan mahasiswa," ungkapnya.

Sementara itu, koordinator lapangan aksi, Ali Wardana menganggap kericuhan yang terjadi adalah gesekan yang biasa.

"Kita anggap gesekan dengan petugas merupakan hal biasa, maunya Satpol PP bakar ban itu harus di luar pekarangan," ungkap Ali Wardhana.

Dia menyampaikan aksi ini diawali dengan mendesak direktur PDAM Wai Tipalayo transparan dengan pengelola anggaran.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved