Berita Majene

Efisiensi Akibat Utang Obat Rp 16 Miliar, Pelayanan dan Fasilitas RSUD Majene Tak Maksimal

Ia berharap dalam waktu dekat kondisi keuangan rumah sakit membaik, sehingga fasilitas dan pelayanan dapat ditingkatkan.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
Anwar Wahab/Tribun-Sulbar.com
RSUD MAJENE - Tampak depan gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene di Jl. Poros Majene-Mamuju, Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat diabadikan pada Selasa (25/2/2025). Keluarga pasien mengeluhkan pelayanan di rumah sakit ini. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE  – Direktur RSUD Kabupaten Majene tanggapi sejumlah pasien yang mengeluhkan fasilitas dan pelayanan yang masih kurang memadai. 

Menurutnya tidak ada pelayanan yang kurang memadai, tetapi karena disebabkan oleh upaya efisiensi yang tengah dilakukan pihak rumah sakit membuat beberapa pelayanan tak bisa dilakukan dengan maksimal. 

Ia menyampaikan efesiensi ini guna mengatasi krisis keuangan, terutama terkait utang obat yang mencapai Rp 16 miliar, jadi pihaknya tidak bisa melengkapi peralatan di RSUD Majene.

Baca juga: Keluarga Pasien di RSUD Majene Keluhkan Pelayanan, Cairan Infus Bocor Hampir Sejam Baru Ditangani

Plt Direktur RSUD Majene, dr Musadri Amir mengakui saat ini rumah sakit masih berfokus pada pengelolaan keuangan sehingga belum bisa melengkapi peralatan medis secara optimal.

“Saat ini masih dalam tahap efisiensi, jadi untuk melengkapi alat-alat rumah sakit belum bisa kami lakukan sepenuhnya, apalagi masalah obat masih menjadi prioritas karena ada utang yang harus diselesaikan,” kata Musadri sata dikonfirmasi Tribun Sulbar.com via WhatsApp

Meski demikian ia memastikan bahwa pelayanan tetap berjalan dengan sumber daya yang ada.

Ia berharap dalam waktu dekat kondisi keuangan rumah sakit membaik, sehingga fasilitas dan pelayanan dapat ditingkatkan.

"Jadi solusinya untuk saat ini efesiensi dan penggunaan obat berdasarkan kebutuhan pasien yang urgent,” tambahnya.

Pihak RSUD Majene terus berupaya agar layanan kesehatan tidak terganggu, meskipun masih ada keterbatasan. 

Sebelumnya diberitakan, pasien mengeluhkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Selasa (25/2/2025).

Keluarga pasien, Irwan J mengatakan bahwa pasien dari Puskesmas Kecamatan Malunda awalnya masuk ke RSUD Majene pada Kamis, 20 Februari 2025.

Kemudian mulai ditangani dokter di Instalasi Gawat arurat (IDG).

Beberapa jam kemudian, pasien dimasukkan ke ruangan ICU karena harus mendapatkan perawatan intensif. 

Menurut, dokter pasien mengalami gangguan pada jantung, paru-paru dan ginjal.

"Di IGD dan ICU masih mendapatkan pelayanan yang baik," jelas Irwan kepada Tribun-Sulbar.com, Selasa (25/2/2025).

Namun setelah pasien dipindahkan ke ruangan perawatan Dahlia, pasien kata Irwan mulai mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan. 

"Seperti saat pasien cairan infusnya bocor dan mengeluh sakit pada bagian tangan butuh berkali-kali lapor baru diperbaiki.

"Kurang lebih satu jam baru diperbaiki, padahal dokter dari ruangan ICU penyampaikan pasien harus dijaga betul karena jangan sampai tensi turun dan sesaknya kambuh bisa membuat pasien kembali memburuk," jelas irwan.

Dia menambahkan, karena pasien kondisinya saat ini, selanjutnya akan dilanjutkan berobat ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Atas kejadian tersebut, Irwan berharap Pemda Majene dan pihak RSUD Majene agar melakukan evaluasi peningkatan kualitas layanan masyarakat.

"Termasuk kemarin saat di ruangan Dahlia karena pasien riwayat sesak parah, pasien meminta tempat tidur sedikit ditinggikan bagian kepala tetapi karena tempat tidur pasien sudah tidak normal, jadi harus minta tolong ke perawat untuk sedikit ditinggikan tapi sampai sekarang perawatnya belum ada yang datang," ia menambahkan.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved