Berita Majene

1.757 Anak Tidak Sekolah di Majene, Disdikpora Genjot Program Paket A, B, dan C

Hingga 2025, tercatat 1.757 anak di Majene belum mengenyam pendidikan formal.

|
Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
Anwar Wahab/Tribun-Sulbar.com
ANAK TIDAK SEKOLAH - Ruang Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene. Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Disdikpora Majene, Sarmin menyampaikan angka ATS di Kabupaten Majene masih terbilang tinggi. 

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene terus menggenjot program penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS).

Anak tidak sekolah di Majene masih tinggi.

Hingga 2025, tercatat 1.757 anak di Majene belum mengenyam pendidikan formal.

Data tersebut mencakup anak-anak dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), tersebar di berbagai kecamatan.

Baca juga: Disdikpora Majene Ingatkan Bahaya Kelebihan Kuota Siswa di Sekolah Unggulan, Bisa Hambat Dana BOS

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Disdikpora Majene, Sarmin, mengatakan pihaknya tidak tinggal diam melihat kondisi ini.

“Ribuan anak belum tersentuh layanan pendidikan. Ini menjadi fokus utama kami,” ujarnya saat ditemui di Kantor Disdikpora Majene, Senin (28/7/2025).

Disdikpora menggandeng pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk menjangkau anak-anak putus sekolah, terutama di tingkat SD dan SMP.

Selain itu, mereka aktif mendorong warga mengikuti program pendidikan kesetaraan.

Seperti Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA).

Menurut Sarmin, faktor ekonomi menjadi penyebab utama tingginya angka ATS.

Banyak anak terpaksa bekerja membantu orangtua.

Sebagian lainnya tidak mampu memenuhi kebutuhan sekolah, meski program wajib belajar telah tersedia.

“Kami tidak hanya melakukan pendekatan administratif, tapi juga sosial,” jelasnya.

Untuk jenjang SMA dan SMK, penanganan ATS menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Namun, Disdikpora Majene tetap mendorong sinergi lintas sektor.

Tujuannya, agar penanganan bisa berjalan maksimal.

Sarmin berharap dukungan dari seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, hingga lembaga sosial.

“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Kami ingin Majene bebas ATS, agar tak ada lagi anak tertinggal pendidikan,” tegasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved