Berita Mamuju

Warga Tapalang Mamuju Meninggal Dunia Dalam Perjalanan Saat Ditandu 14 Jam ke Puskesmas

Warga kemudian membawa M Nasir dengan perjalanan yang cukup jauh dengan melewati medan jalan yang belum tersentu

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
suandi
Warga menurunkan jenazah M. Nasir usai ditandu beberapa kilometer. M Naris meninggal dunia saat ditandu menuju ke Puskesmas Tapalang 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Kisah pilu kembali terjadi di Dusun Taubang, Desa Kopeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Senin (30/12/2024). 

M. Nasir, seorang warga setempat, meninggal dunia saat ditandu sejauh 21 kilometer menuju Puskesmas Tapalang.  

Desa Kopeang berada di kawasan pegunungan dengan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan. 

Warga terpaksa menggunakan tandu untuk membawa pasien menuju fasilitas kesehatan, yang memakan waktu hingga 12-14 jam perjalanan.  

Menurut salah satu kerabat almarhum, Pardi, M. Nasir mulai ditandu pada pukul 07.00 WITA.

Hal ini dilakukan setelah almarhum mengalami sesak napas dan mengeluarkan darah dari mulut pada malam sebelumnya.  

Warga kemudian membawa M Nasir dengan perjalanan yang cukup jauh dengan melewati medan jalan yang belum tersentuh tangan pemerintah.

Saat sudah mendekati jalan cor, M Nasir dinyatakan meninggal dunia.

"Saat hampir mencapai jalan cor yang bisa dilalui kendaraan roda empat, tepatnya sekitar pukul 15.00 WITA, Nasir sudah tidak tertolong," ujar Pardi saat dihubungi. 

Baca juga: Umat Hindu di Mamuju Tengah Rayakan Hari Raya Tilem Kanem: Hadirkan Beragam Hasil Bumi 

Baca juga: Polisi dan Tentara Amankan Wisata Dato Majene Jelang Puncak Tahun Baru

Meski pihak Puskesmas Tapalang telah mengirim ambulans untuk menjemput di titik jalan cor, nyawa M. Nasir tidak dapat diselamatkan. 

Setelah dinyatakan meninggal, warga kembali membawa jenazah almarhum ke kampung halaman untuk dimakamkan pada pukul 16.00 WITA.  

Pardi menyampaikan harapan besar kepada pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan yang menjadi kendala utama bagi warga Desa Kopeang dan Desa Bela.  

"Kami hanya meminta perhatian pemerintah untuk memperbaiki jalan ini. Indonesia sudah merdeka selama 76 tahun, tapi kami masih merasa jauh dari kata merdeka. Saat ada yang sakit, harus ditandu sejauh puluhan kilometer untuk mendapatkan perawatan," ungkapnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved