Berita Mamuju

Antisipasi Hujan dan Angin Kencang, DLHK Mamuju Kewalahan: Satu-satunya Mobil Crane Sudah Uzur

Aksi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi memasuki musim hujan dan potensi angin kencang yang dapat membahayakan keselamatan warga.

Penulis: Suandi | Editor: Nurhadi Hasbi
Suandi/Tribun-Sulbar.com
PEMANGKASAN - DLHK Mamuju sedang memangkas pohon di Jl H Abd Malik Pettana Endeng, Keluruhan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (12/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • DLHK Mamuju pangkas dan tebang pohon di jalan protokol untuk antisipasi hujan dan angin kencang.
  • Banyak permintaan pemangkasan dari warga dan hasil pantauan internal DLHK.
  • Hanya satu unit mobil crane tua yang digunakan, sering rusak dan jadi kendala utama.

TRIBUN -SULBAR.COM, MAMUJU - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, melakukan pemangkasan dan penebangan pohon di ruas jalan protokol. 

Aksi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi memasuki musim hujan dan potensi angin kencang yang dapat membahayakan keselamatan warga.

Kegiatan pemangkasan pohon di sejumlah titik di dalam Kota Mamuju terpantau dilakukan pada Rabu (12/11/2025). 

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem di Sulbar Hari Ini, BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang

DLHK mengerahkan dua armada, yaitu satu unit mobil crane untuk menjangkau ketinggian.

Dan satu unit truk untuk mengangkut ranting serta batang pohon yang sudah dipangkas.

Kepala Bidang Kebersihan DLHK Mamuju, Marseani, mengungkapkan intensitas pemangkasan pohon saat ini meningkat. 

Selain untuk mengantisipasi bencana alam, beberapa penebangan juga dilakukan pada pohon yang terdampak proyek pengerjaan jalan.

"Kalau hari ini, selain antisipasi musim hujan dan angin kencang, kami juga menebang pohon yang terkena proyek pengerjaan jalan," ujar Marseani saat ditemui di Jl H Abd Malik Pettana Endeng, Keluruhan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (12/11/2025).

Marseani menambahkan, saat ini daftar antrean permohonan pemangkasan pohon dari masyarakat maupun hasil pantauan internal DLHK yang dianggap berbahaya sudah sangat banyak.

"Banyak yang antre. Itu ada yang dari permintaan warga, dan dari pantauan kami yang kami anggap berbahaya," jelasnya.

Namun, di tengah tingginya permintaan dan urgensi pekerjaan, DLHK Mamuju menghadapi kendala serius, terutama pada keterbatasan alat berat. 

Marseani membeberkan DLHK saat ini hanya mengandalkan satu unit mobil crane untuk seluruh kegiatan pemangkasan.

Ironisnya, mobil crane yang vital tersebut sudah berusia tua dan sering mengalami kerusakan.

"Bisa dibilang mobil ini sudah tua. Keluaran 2008. Makanya ketika sudah dipakai biasa rusak. Kemarin lima bulan di bengkel," kata Marseani.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved