Opini
Terjabak FOMO pada Rokok Elektrik: Tren Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?
Tekanan sosial yang kuat seringkali membuat mereka mengabaikan risiko kesehatan dan dampak jangka panjang dari kebiasaan ini.
Biaya pembelian perangkat, isi ulang, dan pod bisa berkisar antara ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah per bulan.
Bagi mahasiwa yang sering mengandalkan uang jajan atau pekerjaan paruh waktu, biaya tersebut dapat menjadi beban tambahan dan mempengaruhi prioritas keuangan lainnya, seperti belajar atau menabung.
Menariknya (dan ironisnya) banyak mahasiswa yang justru sadar betul akan pentingnya menjaga kesehatan.
Namun, mereka sering kali bergumul antara gaya hidup yang ingin tampil keren dan pilihan sehat yang mereka tahu lebih baik.
Penelitian informal menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menggunakan rokok elektrik melakukannya karena alasan sosial atau sekadar untuk "ikut-ikutan", meskipun ternyata mereka sadar akan risikonya.
Dilema ini menunjukkan betapa rumitnya pengambilan keputusan yang dihadapi mahasiswa. Di satu sisi, mereka ingin merasa diterima dan relevan dengan lingkungan sosialnya.
Sementara itu, mereka harus menghadapi dampak kesehatan dan ekonomi secara kumulatif.
Dari pendapat dan pengalaman berbagai mahasiswa mengenai tren rokok elektrik, terlihat jelas bahwa diperlukan upaya nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu yang terpenting adalah edukasi komprehensif mengenai bahaya vaping.
Banyak mahasiswa yang terkena dampak tren ini karena kurangnya informasi akurat mengenai risiko kesehatan, kecanduan nikotin, dan dampak ekonomi yang terkait.
Kampus dapat berperan aktif dengan menyelenggarakan seminar, diskusi, dan kampanye kesehatan yang membuka mata mahasiswa terhadap realitas di balik vaping.
Selain itu, penting untuk memberikan alternatif gaya hidup sehat yang menarik bagi mahasiswa.
Misalnya, menggalakkan kegiatan olah raga, seni, dan sosial sebagai alternatif kegiatan terkait rokok elektrik.
Komunitas kampus dapat membentuk kelompok dukungan untuk membantu mahasiswa yang ingin berhenti menggunakan rokok elektrik atau yang sekadar ingin mencari lingkungan yang mendukung pilihan hidup sehat.
Peran kampus sebagai lembaga pendidikan sangatlah penting. Kampus tidak hanya menjadi tempat belajar, namun juga menjadi tempat mahasiswa mengekspresikan kepribadian dan cara hidupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.