Opini

Terjabak FOMO pada Rokok Elektrik: Tren Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

Tekanan sosial yang kuat seringkali membuat mereka mengabaikan risiko kesehatan dan dampak jangka panjang dari kebiasaan ini.

Editor: Nurhadi Hasbi
Istimewa
Ageng Wirya Aji, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi 

Fenomena ini menunjukkan bagaimana tekanan sosial dapat membentuk kebiasaan, meski tanpa kebutuhan awal.

Namun pertanyaannya, sampai kapan mahasiswa akan terjebak dalam siklus ini? Apakah layak menjadi “bagian dari tren” yang bisa berdampak negatif di masa depan? Yuk, simak selengkapnya pada pembahasan berikutnya.

Meski rokok elektrik populer sebagai simbol gaya hidup modern, ada fakta ilmiah yang sering  diabaikan oleh penggunanya.

Rokok elektrik sering disebut-sebut sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional, namun mengandung zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius.

Nikotin, bahan utama rokok elektrik, sangat membuat ketagihan, sama seperti rokok biasa.

Selain nikotin, e-liquid juga mengandung bahan kimia seperti formaldehida, asetaldehida, dan logam berat yang dapat merusak sistem pernapasan.

Asap yang dihirup mungkin tampak tidak berbahaya, namun penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kerusakan paru-paru, dan bahkan kanker.

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa meskipun rokok elektrik memiliki risiko menghasilkan tar yang lebih rendah dibandingkan rokok tradisional, dampak kesehatannya masih signifikan.

Faktanya, penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang dikaitkan dengan kerusakan pernafasan dan pneumonia yang serupa dengan efek merokok.

Bagi mahasiswa yang menganggap rokok elektrik sebagai “jalan aman”, penting untuk dipahami bahwa tidak ada bentuk rokok yang benar-benar bebas risiko.

Membandingkan rokok elektrik dengan rokok tradisional hanyalah soal risiko, dan keduanya bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.

Di balik maraknya tren rokok elektrik dan meningkatnya tekanan sosial akibat FOMO, terdapat bahaya yang sering tidak disadari oleh mahasiswa.

Salah satunya adalah kecanduan nikotin yang menjadi ancaman besar bagi kesehatan fisik dan mental.

Nikotin dalam rokok elektrik  sama adiktifnya dengan rokok tradisional, memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan perasaan cemas, sulit berkonsentrasi, dan kebutuhan terus-menerus untuk "menghisap" agar merasa puas.

Selain dampak kesehatan, rokok elektrik juga menimbulkan beban finansial bagi mahasiswa. 

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved