Pilkada 2024

Prabowo dan Jokowi Turun Gunung, Suara PDIP Melemah di 'Kandang Banteng'

Dukungan Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu melemahkan suara PDIP di 'Kandang Banteng'.

|
Penulis: Noviana Primaresti | Editor: Via Tribun
Instagram @jokowi
Mantan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi (kanan), tampak sumringah saat berbincang dengan Presiden RI Prabowo Subianto, usai makan bersama di Wedangan Omah Semar, Jajar, Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/11/2024) malam. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Hitung cepat Pilkada 2024, menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan di Provinsi Jawa Tengah.

Pasalnya, wilayah yang menjadi kantong suara PDIP hingga mendapat julukan 'Kandang Banteng' ini, justru tak mendulang dukungan bagi pasangan yang diusung partai tersebut.

Diduga, hasil ini merupakan efek 'endorsement' yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto hingga mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Pawai Presiden ke 7 Joko Widodo bersama Cagub Ahmad Luthfi serta Cawahub Taj Yasin Maimoen berlanjut di Kabupaten Tegal.
Pawai Presiden ke 7 Joko Widodo bersama Cagub Ahmad Luthfi serta Cawahub Taj Yasin Maimoen berlanjut di Kabupaten Tegal. (istimewa)

Sebagai informasi, Jawa Tengah memiliki dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, yakni Ahmad Luthfi - Taj Yasin (02), dan Andika Perkasa - Hendrar Prihadi (01).

Paslon Andika Perkasa-Hendi, diusung oleh PDIP, sementara Ahmad Luthfi-Taj Yasin diusung Partai Gerindra bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Dilansir Tribun-Sulbar.com, hasil quick count Litbang Kompas menunjukkan Luthfi-Yasin meraih suara 59,30 persen.

Baca juga: Video Prabowo Dibuat di Rumah Jokowi, Tak Langgar Aturan meski Dukung Paslon Luthfi-Yasin, Mengapa?

Sedangkan, Andika-Hendi mengantongi suara 40,70 persen.

Data ini berdasarkan sampel masuk 100 persen pada Kamis (28/11/2024) pukul 08.50 Wita.

"Memang banyak hal yang terjadi pasca-survei (Litbang Kompas). Terjadi endorsement dari Jokowi dan Prabowo. Jokowi turun, Prabowo turun. Itu yang sedikit banyak mungkin bisa mengubah konstelasi," ujar peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Rabu (27/11/2024).

"Kalau kita lihat di sini, sekarang ada loyalitas pemilih PDIP yang kemudian agak ter-split, terpecah. Kalau loyal ke partai, mestinya ke Andika, tapi sedikit banyak orang mengalihkan dukungan ke Luthfi-Yasin."

Senada, peneliti Litbang Kompas Maga Endarto, menyebut dukungan Jokowi dan Prabowo menjadi faktor penting yang mempengaruhi para pemilih.

Apalagi, kombinasi pendukung kedua tokoh ini menjadi tambahan signifikan untuk mendulang suara bagi Ahmad Luthfi-Taj Yasin di menit-menit terakhir.

"Faktor Jokowi begitu signifikan, baik yang masih bimbang atau swing voter. Ketika Jokowi datang, membuat mereka mudah untuk pindah (pilihan)," ujarnya dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Rabu (27/11/2024).

Jika berkaca pada survei Litbang Kompas, Oktober lalu, elektabilitas Andika-Hendi dan Luthfi-Yasin bersaing ketat. Elektabilitas Andika-Hendi 28,8 persen, sedangkan Luthfi-Yasin 28,1 persen.

Hanya saja, kala itu masih terdapat 42,4 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved