Berita Polman

Adik Kakak di Polman Cuan Jutaan Budidaya Ikan Lele dan Nila., Awalnya Tidak Laku

Ide menekuni usaha budidaya ikan air tawar ini berawal dari hobi mereka memelihara ikan untuk kebutuhan sendiri.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Warga melihat budidaya ikan lele dan ikan nila di Desa Bumimulyo, Kecamatan Wonomulyo, Polman, Rabu (13/11/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Pasangan kakak adik bernama Ihwan (50) dan Rujio (47) sukses menjadi pembudidaya ikan lele dan ikan nila dengan memperoleh cuan jutaan rupiah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (13/11/2024).

Ide menekuni usaha budidaya ikan air tawar ini berawal dari hobi mereka memelihara ikan untuk kebutuhan sendiri.

Baca juga: Polisi Akan Panggil dan Periksa Kakak Kelas yang Aniaya Juniornya di Mamuju

Baca juga: Siswa SMP di Mamuju Dianiaya Kakak Kelas Hingga Pingsan, Ayah Korban: Pelaku Dibantu Kakaknya

Ajwan dan Rujio merupakan warga Desa Bumimulyo, Kecamatan Wonomulyo, Polman.

Proses budidaya ikan telah keduanya tekuni sejak beberapa tahun terakhir.

Budidaya ikan air tawar ini memanfaatkan sepetak lahan di samping rumahnya. 

Keduanya telah membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) bernama Sumber Rejeki, dengan jumlah anggota 11 orang.  

"Awalnya hobi, pelihara ikan untuk kebutuhan sendiri, sudah beberapa tahun dijalani," kata Rujio kepada wartawan.

Menurut Rujio, sejumlah tantangan dihadapi dalam proses budidaya ikan lele dan ikan nila ini.

Bahkan awalnya ikan hasil budidaya mereka kurang diminati warga karena meragukan kebersihannya.

"Dulu tidak banyak yang konsumsi lele, karena dianggap jorok, bahkan dulu pernah vakum," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, Rujio mengaku berupaya kembali bangkit, terlebih setelah mendapat perhatian dari pemerintah.

"Setelah melihat proses budidayanya ternyata bersih, diberi pakan berkualitas, akhirnya banyak warga yang sering datang ke sini untuk membeli," tuturnya.

Menurut Rujio, budidaya ikan air tawar ini tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian mereka, juga baik untuk perbaikan gizi khususnya bagi anak-anak.

"Hasil budidaya bisa membantu perekonomian dan meningkatkan gizi, khususnya stunting, buktinya beberapa anggota kelompok pendek-pendek, anaknya tinggi karena lebih banyak konsumsi ikan lele dan nila," bebernya meyakinkan.

Sementara Ihwan menuturkan, awalnya mereka hanya memiliki tiga kolam budidaya berbentuk persegi berukuran sekitar 2x4 meter. 

Seiring berjalannya waktu, mereka kini memiliki puluhan kolam budidaya, termasuk 20 kolam terpal berbentuk lingkaran. 

Selain itu, mereka juga memiliki kolam pembibitan berukuran sekira 28 x 6 meter.

"Sudah banyak kolam, kolam bundar saja sudah 20, dengan kolam persegi empatnya juga banyak, kalau dihitung-hitung 40 kolam," ujarnya.

Dia menuturkan panen ikan dilakukan secara bertahap, jumlahnya bisa mencapai satu kwintal per minggu.

"Panen kita tidak langsung, bertahap, bisa satu kwintal per minggu, kadang juga tidak tentu tergantung pengambilan," terang Ihwan.

Ihwan mengaku omset yang diperoleh bisa mencapai Rp 2 juta per minggu.

Untuk sekilo ikan lele dijual seharga Rp 20 ribu, sedangkan ikan nila perkilo dijual seharga Rp 25 ribu.

Dia menambahkan, ikan lele dan nila hasil budidayanya lebih banyak dipasarkan untuk warga setempat.

Bahkan diakui, mereka masih kerap kesulitan memenuhi permintaan warga.

"Pembeli kita masyarakat sekitar, kita tidak keluar karena masih kewalahan kita penuhi permintaan warga. Cuma sekali-kali saja ada pendatang yang ambil, dari Mamuju, Mamasa," tutup Ihwan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved