sampah Polman

Sampah Berserakan di Gerbang Gedung DPRD Polman, Satu Bulan Lebih Tak Diangkut 

Terdapat satu unit bak sampah sudah penuh, sampahpun berserakan di pinggir jalan.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Sampah kembali berserakan di samping gerbang gedung DPRD Polman Jl Ratulangi, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Polman, Rabu (16/10/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Sampah kembali berserakan di pintu gerbang samping gedung DPRD Polewali Mandar (Polman) di Jl Ratulangi, Kelurahan Takatidung, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman, Rabu (16/10/2024).

Pantauan Tribun-Sulbar.com, tumpukan sampah ini nampak berjejer sepanjang gerbang kantor DPRD Polman.

Terdapat satu unit bak sampah sudah penuh, sampahpun berserakan di pinggir jalan.

Baca juga: 2 Pendaki Gunung Gandang Dewata Tiba di Mamasa Dengan Selamat, Ada yang Diinfus

Baca juga: Sinergi Rutan Mamuju Kemenkumham Sulbar dengan Kejari 

Sampah masyarakat dibungkus kantong plastik ini sudah satu bulan lebih tidak diangkut petugas.

Lantaran tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara setelah ditutupnya tempat pembuangan akhir di Paku, Kecamatan Binuang 2021 lalu.

Sampah ini terdiri dari sisa bahan makanan, limbah rumah tangga, dan beberapa sisa makanan basi.

Sudah mengeluarkan bau busuk menyengat, nampak dikerumuni lalat bertebaran.

Warga sekitar di Kelurahan Takatidung, membuang sampah di lokasi gerbang kantor perwakilan rakyat ini.

Lantaran melihat tumpukan dan terdapat satu unit bak sampah tersedia di lokasi.

Tumpukan sampah ini tidak hanya terjadi di gerbang pintu kantor DPRD Polman, melainkan banyak titik.

Seperti terpantau di pintu gerbang Stadion S Mengga, Jl Stadion Kelurahan Madatte, Polewali, serta di kompleks pasar Pekkabata dan Wonomulyo.

"Sudah lebih satu mingu ini menumpuk di sini, hampir sudah sama tinggi dengan gerbang," terang salah satu warga Takatidung, Apriadi saat ditemui wartawan.

Warga kelurahan Takatidung ini mengeluhkan sampah berserakan, lantaran baunya menyengat.

Apriadi mengaku sudah melaporkan tumpukan sampah ini ke pihak kelurahan setempat.

"Katanya sementara akan dicarikan solusi agar warga tidak lagi membuang sampahnya di sini," ungkapnya.

Semenjak itu, Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Polman I Nengah Sumandana mengatakan saat ini Polman krisis penanganan sampah.

Disebutkan tumpukan sampah sudah mulai kembali menggunung di sejumlah titik, seperti di pasar, jalan, dan lahan kosong.

"Sejak ditutupnya lokasi penampungan sampah sementara di Desa Laliko, Campalagian, sampah tidak lagi pernah di angkut jadi menumpuk," kata I Nengah Sumandana saat RDP di DPRD Polman, Selasa (15/10/2024) kemarin.

Dia mengatakan pengangkutan sampah dari titik-titik tumpukan tidak lagi diangkut sejak 1 September 2024.

Sampai 15 Oktober 2024 saat ini sampah-sampah tersebut kata I Nengah masih menumpuk tidak tertangani.

Mengeluarkan bau busuk menyengat, sehingga Pemda Polman berencana membangun daur ulang sampah di lahan produktif ini.

"Tiap hari produksi sampah di Polman ini bisa sampai lima truck, kalau hal ini tidak di atasi maka akan semakin menumpuk," lanjutnya.

Dia mengatakan saat ini Polman telah menghadapi krisis penanganan sampah, sebab tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) permanen.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved