Tambang Pasir Ilegal

Warga Kalukku Barat dan Beru-Beru Mamuju Tolak Tambang Pasir di Sungai

Penolakan warga itu lantaran akan berdampak pada kerusakan lingkungan di wilayah sungai dan terjadi erosi atau pengikisan di sekitar bantaran sungai.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Munawwarah Ahmad
Zulkifli
Spanduk penolakan tambang di Desa Kalukku Barat dan Desa Beru-beru, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat (Sulbar). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Warga Desa Kalukku Barat dan Desa Beru-beru, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), menolak kehadiran tambang pasir.

Penolakan warga itu lantaran akan berdampak pada kerusakan lingkungan di wilayah sungai dan terjadi erosi atau pengikisan di sekitar bantaran sungai.

Baca juga: Bulan Maulid Nabi, Harga Telur di Mamuju Tengah Tembus Rp 52 Ribu

Baca juga: Pesan Irjen Pol Adang Ginanjar Kapolda Sulbar Saat Pimpin Upacara Hari Kesadaran Nasional

Aksi penolakan itu dilakukan dengan cara memasang spanduk di daerah pemukiman, baliho itu bertuliskan "Warga Desa Kalukku Barat dan Desa Beru-Beru Tolak Tambang Pasir Merusak Lingkungan." 

Baliho penolakan itu dipasang di depan rumah warga dan juga dibentangkan di jalan pintu masuk desa.

Tokoh Pemuda Desa Beru-Beru Zulkifli mengatakan, warga menolak tambang karena dianggap akan mengancam kerusakan lingkungan dan pastinya berdampak besar pada penduduk sekitar.

"Kebanyakan masyarakat di dua desa menolak, karena mereka akan merasa terancam," ungkap Zul saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, Selasa (17/9/2024).

Menurut Zulkifili, jika perusahaan ini tetap diberikan ruang untuk operasi maka warga akan melakukan aksi unjuk rasa di kantor desa, warga akan meminta kepada kepala desa agar menolak tambang.

Zul juga menduga ada oknum-oknum yang juga menyetujui dengan hadirnya tambang pasir tersebut, namun banyak warga menolak dan akan tetap menolak keras hadirnya tambang.

"Kami duga ada oknum-oknum yang selalu jadi penyambung lidah, makanya kami warga akan aksi unjuk rasa di kantor desa pada Kamis lusa," bebernya.

Lanjut dia menuturkan, warga merasa resah karena lokasi pertambangan itu sangat dekat dengan pemukiman warga sehingga saat terjadi banjir akan lebih berdampak.

Area tambang juga sangat dekat dengan muara yang mana kebiasaan warga sekitar pergi mencari ikan.

"Yang jelas warga di dua desa yang dekat area lokasi tambang itu khawatir jika nanti beroperasi akan merusak alam kami," pungkasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved