Human Interest Story

KISAH Rikat Penjahit Sepatu di Topoyo, Dipukul Pelanggan Hingga Tak Pulkam Saat Istri Keguguran

Dia memilih merantau karena tempat asalnya di Lamongan kehidupan keras karena lapangan pekerjaan susah.

Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Ilham Mulyawan
sandi Anugrah
Rikat (44), penjahit sepatu di jalan masuk kompleks pasar Topoyo, kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat, saat ditemui Tribun-Sulbar.com, Minggu (11/8/2024). (Sandi/Tribun-Sulbar) 

Dirinya hanya bisa menangis dan pasrah lalu meminta saudaranya di kampung untuk membawa istrinya ke rumah sakit.

Walau tak ada uang, ia meminjam kepada saudaranya untuk biaya pengobatan istrinya.

"Kalau nggak salah, kayaknya habis Rp4 jutaan Mas, saya udah lupa tahunnya," ungkapnya.

Meski sering mendapat momen sedih, dirinya tetap tegar menjalani hidup.

Itu semua dia lakukan untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga dan seorang bapak.

Apalagi ia memiliki anak semata wayang yang masih sekolah berumur 11 tahun.

"Saya tak membawa anak istri merantau, soalnya si Kecil (anaknya -red) tak mau tinggalkan kampung halaman apalagi dunia rantau keras," ujarnya.

Namun, setiap tahunnya bapak anak satu ini pulang kampung menemui keluarga kecilnya.

Sekali balik, ia menghabiskan waktunya satu bulan bahkan lebih.

Untuk mengobati rasa kangennya, dia setiap malam melakukan Video Call kepada anak dan istrinya.

"Meski berat, yah beginilah hidup Mas, harus dijalani dengan ikhlas dan sabar," tutupnya.

Di Topoyo, ia tinggal ngekost tak jauh dari tempatnya mangkal.

Setiap bulannya ia mengeluarkan uang kost dan makan, selebihnya ia kirimkan untuk anak istrinya di kampung.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar, Sandi Anugrah 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved