Berita Majene

Angka ATS di Majene Terbanyak Ketiga di Sulbar, Yayasan Karampuang Ungkap Pemicunya

Sesuai data yang diperoleh dari Yayasan Karampuang, angka ATS di Majene urutan ketiga di Sulbar setelah Polewali Mandar dan Mamuju.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
Anwar Wahab/Tribun-Sulbar.com
Direktur Eksekutif Yayasan Karampuang, Ija Syahruni saat ditemui Tribun Sulbar.com di ruang Pola Kantor Bupati Majene, Kamis (1/8/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAJENE - Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat tercatat masih tinggi.

Hal tersebut disampaikan oleh Yayasan Karampuang dalam pertemuan Advokasi Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Ruang Pola Kantor Bupati Majene, Kamis (1/8/2024).

Sesuai data yang diperoleh dari Yayasan Karampuang, angka ATS di Majene urutan ketiga di Sulbar setelah Polewali Mandar dan Mamuju.

Baca juga: Prof Zudan Terima Pengurus HMI Se Sulbar, Bahas Pelayanan Rumah Sakit, ATS dan Perizinan Perdagangan

Direktur Eksekutif Yayasan Karampuang, Ija Syahruni mengatakan, Majene capai 8 ribu angka ATS.

"Sesuai data awal BKKBN capai 8 ribu, namun data terakhir ini sudah 3 ribuan terdiri dari anak SD,SMP,dan SMA," kata Ija saat ditemui Tribun Sulbar.com di Majene.

Ia menyebutkan penanganan anak tidak sekolah di Kabupaten Majene adalah langkah berkelanjutan yang sudah dilakukan sejak tahun 2021.

Menurutnya berbagai faktor mempengaruhi tingginya ATS di Majene.

Selain masalah ekonomi, perkawinan usia anak dan bekerja membantu orangtua juga jadi pemicu.

"Selain perkawinan anak, bekerja membantu orangtua juga menjadi pemicu, karena anaknya pergi melaut lama dan akhirnya nyaman dan tidak mau sekolah lagi,"lanjutnya

Ia menyebutkan Mejene merupakan wilayah yang dekat dengan pesisir kebanyakan anak-anak melaut.

Lebih lanjut Ija mengatakan, akses sekolah yang jauh dari tempat tinggal juga menjadi pemicu utama ATS di Mejene masih tinggi.

"Yang jadi masalah utama juga akses ke sekolah, selain itu dana juga termasuk seperti tidak memiliki biaya untuk beli perlengkapan sekolah," ucapnya.

Ia menyebutkan tidak adanya dukungan orangtua untuk menyekolahkan anaknya itu juga menjadi masalah paling besar.

Mengenai hal itu pihaknya sudah membuat pelatihan perencanaan pendidikan berbasis data di desa.

Selain itu pihaknya juga sudah membuat juknis berupa pedoman penanganan ATS di Mejene dan sudah diberikan kepada seluruh sekretaris Desa pada bulan Mei 2024 di BPMP.

Dari hal itu ia berharap bisa berkolaborasi dengan masing-masing dinas dan beberapa stakeholder untuk sama-sama punya misi mendukung Majene sebagai Kota Pendidikan.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved