Demam Berdarah Dengue

Kasus DBD Terus Meningkat, Dinkes Majene Tingkatkan Penanganan

Entomologi Kesehatan Dinkes Majene Umar Adisastra mengatakan, kasus DBD banyak disebabkan karena kondisi iklim tidak menentu.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
Shutterstock
Penyakit DBD disebabkan oleh nyamak spesies aedes aegypti 

TRIBUN - SULBAR. COM, MAJENE – Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene terus melakukan penanganan dan pencegahan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang semakin meningkat.

Diketahui Dinkes Majene catat 226 kasus DBD menjangkit warga Mejene periode Januari - Juni 2024.

Entomologi Kesehatan Dinkes Majene Umar Adisastra mengatakan, kasus DBD banyak disebabkan karena kondisi iklim tidak menentu.

Ia menyebutkan, kasus DBD di Majene kian meningkat, perbulannya.

"Tahun 2023 hanya 208 kasus, tahun ini dari Januari hingga Juni 2024 sudah mencapai 226 kasus bahkan 1 meninggal, " kata Umar saat ditemui Tribun Sulbar.com di kantornya.

Dalam menangani kasus DBD ia mengatakan, Dinkes terus melakukan sosialisasi, penyuluhan pada semua wilayah kerja puskesmas akan bahaya DBD.

Baca juga: Demam Berdarah Meningkat 100 Persen di Mamuju, Kecamatan Mamuju Capai 102 Kasus

Selain itu, pihaknya juga lakukan fogging massal di wilayah yang sudah dinyatakan warganya positif terjangkit DBD.

"Untuk menghindari kasus meningkat, Jadi kami melakukan PSN 3M Plus, penyuluhan di lingkungan dan sekolah, yaitu menaburkan larvasida (abate) dan melaksanakan penyemprotan/fogging," lanjutnya.

Nampak depan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene di Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Rabu (17/7/2024).
Nampak depan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene di Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Rabu (17/7/2024). (Tribun Sulbar / Anwar Wahab)

Ia menambahkan pihaknya juga menggencarkan kampanye tata cara mencegah demam berdarah agar tidak semakin banyak warga jatuh korban.

Menurutnya Dinkes Majene juga melaksanakan aksi gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup, dan memanfaatkan atau mendaur ulang bahan bekas dan melakukan gerakan Jumat bersih.

"Gerakan tersebut dinamai dengan istilah 1 rumah satu jumantik (G1R1J),"tambahnya.

Ia menghimbau masyarakat agar segera membawa anak atau keluarganya ke Puskesmas ketika mangalami gejala panas tinggi selama dua hari, keluar bintik merah di kulit, dan nyeri pada ulu hati.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved