Berita Sulbar
Tanggapi Demo HMI Mamuju Soal Uang Palsu, BI Sulbar: Fungsi Kami Bukan Pengawasan Tapi Edukasi
Sebenarnya, kata Nurhadi, BI fungsinya bukan pengawasan peredaran uang palsu, tapi lebih edukasi atau sosialisasi tentang rupiah dan keamanan rupiah.
Penulis: Lukman Rusdi | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Barat, klarifikasi tuntutan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mamuju, ihwal dugaan peredaran uang palsu.
Humas Kantor Perwakilan BI Sulbar, mengatakan, sampai saat ini tidak pernah mendapatkan laporan atau informasi terkait peredaran uang palsu sebagaimana disampaikan HMI Mamuju saat demo kemarin.
"Data uang palsu tahun 2024 kami hanya menemukan satu lembar, itupun kami temukan di loket penukaran," katanya di kantor Tribun-Sulbar.com, Ruko Tambayako, Jl RE Marthadinata, Simboro, Mamuju, Jumat (17/5/2024).
Baca juga: Tanggapan BI Sulbar Terkait Keluhan Masyarakat Sulitnya Tukar Uang Baru untuk Lebaran
Baca juga: BI Sulbar Salurkan Rp 432 Miliar Kebutuhan Lebaran Libur Panjang, BRI Jamin ATM Tak Pernah Kosong
"Kemudian tahun 2020 pernah ada kasus yang ditangani oleh Polri, selain itu data uang palsu ini hanya temuan minor saat di loket penukaran dan uang disetoran bank," sambungnya.
Menurut Humas BI Sulbar, jika ada kasus peredaran uang palsu ditangani pihak kepolisian atau pihak berwajib dikoordinasikan dengan Bank Indonesia. Karena, posisi BI hanya sebagai saksi ahli atau memberikan penilaian palsu atau tidak.
Dikatakan, berdasarkan info dari kepolisian, memang saat ini Polresta Mamuju sedang menangani kasus uang palsu sebanyak 308 lembar pecahan Y, namun belum melaporkan/meminta BI untuk klarifikasi keasliannya.

"Infonya hari ini atau besok Polresta Mamuju akan minta BI untuk diteliti keasliannya," pungkasnya.
Sebenarnya kata dia, BI fungsinya bukan pengawasan peredaran uang palsu, tapi lebih edukasi atau sosialisasi tentang rupiah dan keamanan rupiah.
"Untuk pemberantasan peredaran uang palsu, merupakan ranahnya Botasupal atau Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu, lembaga satuan tugas yang didalamnya terdapat beberapa instansi. Tapi kalau memang ada temuan mahasiswa, tolong datanya disampaikan secara faktual," pungkasnya.
Cara membedakan uang asli dan palsu
Pertanyaan tersebut barangkali cukup sering ditanyakan masyarakat yang masih awam. Sebenarnya, ada beberapa perbedaan uang asli dan palsu yang paling mendasar.
Sebagaimana diketahui, kemajuan teknologi dalam pembuatan uang kertas, tak serta membuat uang sulit dipalsukan. Ciri uang palsu tetap mudah dikenali. Sindikat pemalsu uang memiliki banyak cara membuat uang palsu semirip mungkin dengan pecahan uang asli.
Di saat Lebaran Idul Fitri, perlu kewaspadaan mengingat peredaran uang kertas akan semakin meningkat, seiring melonjaknya konsumsi masyarakat. Bank Indonesia (BI) setiap tahun juga selalu menambah uang kertas yang beredar saat menjelang Lebaran.
Dikutip dari Indonesia.go.id, berikut cara membedakan uang asli dan palsu dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) atau perbedaan uang asli dan palsu:
1. Dilihat
Satgas Pangan Sidak Pasar Mamuju Cari Beras Oplosan |
![]() |
---|
Kemenkes Kirim 6 Nakes ke Sulbar 4 Ditugaskan ke Mamasa 2 Tugas di Polman dan Mamuju |
![]() |
---|
HORE ! Honorer Gagal Seleksi di Sulbar Akan Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Sweeping Pajak Kendaraan di Mamuju, 9 Kendaraan Terjaring, Rp 9,4 Juta Masuk Kas Daerah |
![]() |
---|
Kasus Kekerasan Anak di Sulbar Capai 21 Kasus hingga Mei 2025, Didominasi Kekerasan Seksual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.