Cerita Haji

Cerita Naharia Menabung 12 Tahun Hasil Jual Sayur Keliling Demi Berangkat Haji

Naharia merupakan penjual sayur keliling dari Desa Bondra, Kecamatan Mapilli, Polman.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Naharia (40) saat memperlihatkan perlengkapan haji, menabung selama 12 tahun jual sayur keliling warga Desa Bondra, Kecamatan Mapilli, Polman, Jumat (10/5/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Cerita Naharia (40) menabung selama 12 tahun dari hasil penjualan sayur keliling, kini dapat naik haji kloter 24 dari Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (10/5/2024).

Naharia merupakan penjual sayur keliling dari Desa Bondra, Kecamatan Mapilli, Polman.

Tiap shubu ia berangkat dari rumahnya menuju ke pasar Induk Kecamatan Wonomulyo.

Baca juga: Berikut Desa Sepi Pendaftar PPS Pilkada 2024 se-Sulbar di 6 Kabupaten

Baca juga: 118 Mahasiswa Akper Oudang Makassar Pelatihan Sar Dasar di Laut Majene

Mengambil sayur di langganannya, lalu dibawanya keliling untuk dijual ke desa-desa.

Tekad Naharia bisa melaksanakan rukun Islam kelima ini begitu kuat, tiap hari menabung Rp 10 ribu, hasil keuntungan berjualan sayur keliling selama 12 tahun.

Ia berjualan sayur, ikan, kerupuk, tempe, dan keperluan dapur lainnya untuk dijual keliling kampung dengan menggunakan motor.

Awalnya berjualan sayur keliling dengan menggunakan sepeda, lalu menyicil motor untuk digunakan.

Sejumlah perlengkapan ibadah haji pun ia telah terima dari Kementerian Agama (Kemenag Polman).

Seperti koper, tas jinjing, pakaian ihram, dan keperluan ibadah haji lainnya, untuk dibawa ke tanah suci.

Tergabung dalam kloter 24, dijadwalkan berangkat pada 27 Mei melalui Embarkasi Makassar.

"Awalnya saya hanya menjual sayur gunakan sepeda, kemudian saya ada niat mau naik haji dan saya menabung selama 12 tahun," terang Naharia kepada wartawan.

Ia berjualan sayur keliling sejak tahun 2002 menggunakan sepeda, berkat menabung akhirnya bisa membeli motor.

Awal menjual sayuran, Naharia bermodal Rp 50 ribu, dengan perolehan keuntungan Rp 10 ribu.

Lambat laun, modal digunakan bertambah dari hasil simpanan keuntungan dua sampai tiga ribu.

"Lama kelamaan modal saya bertambah, hingga bisa nyicil motor, dan sekarang alhamdulillah sudah naik motor bukan sepeda lagi," lanjutnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved