Kisah "Ladunni" Hafidz dan Qari Legendaris Shalawat Tarhim Dapat 5 Ijazah Sekaligus dari Al Azhar

Kiai Syawir adalah Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Dakwah dan Tilawah Tamalakko-Jagong, Pangkep, Sulsel.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Nurhadi Hasbi
istimewa
Kiai Syawir Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Dakwah dan Tilawah Tamalakko-Jagong, Pangkep, Sulsel, mendapat lima ijazah sekaligus dari Al Azhar Kairo 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Jagalah Alquran dan kalian akan menyaksikan bagaimana mukjizat Allah SWT, bekerja dan memudahkan perjalanan harian hidupmu.

Kiranya begitulah "fatsun dan nasihat tua" di hari-hari pertama santri mondok di sekolah tahfidz Alquran. Di mana saja!

Dan, kisah-kisah keajaiban Quran berikut ini, bekerja dan ditutur-tulis oleh KH M Syawir Dahlan SQ, MM (62), kepada Tribun-Timur.com, dari kampus Al Azhar Kairo, Mesir, Senin 28 Ramadan 1445 H waktu Timur Tengah, atau Selasa (9/4/2024) waktu Indonesia.

Al Azhar adalah salah satu kampus tertua di dunia. Tahun ini usianya sudah mencapai 1.054 tahun.

Sehari sebelumnya, bersama 40 dai, imam masjid dan pembina pondok pesantren dari 3 provinsi di Indonesia, Kiai Syawir diwisuda dan mendapat 5 ijazah sekaligus dari pihak Rektorat Universitas al Azhar di Islamic Mission City (Madinatul Buuts al-Islamiyah) kampus utama Al Azhar, Kairo.

Baca juga: Al Azhar Kairo Mesir Wisuda 40 Perserta Daurah Alamiiy, Empat Orang dari Sulawesi Barat

Baca juga: Alumni Al Azhar Mesir Sulbar Halalbihalal di Pesantren Al Ikhlas Lampoko

"Meski saya paling tua dari peserta program itu, tapi saya selalu paling cepat datang dari juru kunci kampus kuliah, shalat tarawih 20 rakaat saya selalu paling awal. Sejak awal hingga akhir program," ujarnya.

Kiai Syawir adalah Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Dakwah dan Tilawah Tamalakko-Jagong, Pangkep, Sulsel.

Lahir di Jagong, Pangkajene, hari Senin 15 Mei 1961, Syawir sudah hafal 30 juz Quran sejak usia 14 tahun.

"Alhamdulillah, tahun 1975, pas saya tamat tsnawiyah, orangtua, guru dan warga potong kambing, pasang tenda, saat saya tamma' hafalan 30 juz-ku," kenang Kiai Syawir.

Bahkan lima anak kandungnya, juga jadi penghafal 30 juz.

Putra keempatnya, Alhafidz H Muammar Syawir adalah alumnus Universitas Ummul Qura', Mekkah. "Dia juga utusan ASFA tahun 2024 di Ummul Qura'."

Empat anak lainnya, As.ad, Akmal, Muhajir, Muammar, dan hafidzah Rayya Naurah Syawir Dahlan, sudah hafal Quran 30 juz sebelum aqil baligh.

Sejak 2011 lalu, pondoknya sudah mewisuda hampir 500-an huffadz dan huffadzah (santri-santriwati penghafal Quran).

Di dekade 1980-an, --saat kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Jakarta, dia lantunkan shalawat tahrim (bacaan khas sebelum azan sholat) di studio rekaman, dan pitanya dicopy lebih dari 500 ribu pita kaset.

Qori legenda Indonesia, KH Muammar MZ, almarhum KH Noer Muhammad Iskandar, adalah gurunya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved