Guru Mogok Mengajar

Terseulut Emosi, David Bambalayuk Gebrak Meja saat Audiens dengan Forum Guru

Ia menjelaskan persoalan devisit yang melanda keuangan Kabupaten Mamasa, namun disoraki oleh forum guru.

|
Penulis: Hamsah Sabir | Editor: Nurhadi Hasbi

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMASA - Suasana audiens antara forum guru (FG) dan Pemerintah daerah (Pemda) Mamasa, sempat memanas.

Pasalnya saat audiens berlangsung di ruang pola kantor Bupati Mamasa, wakil ketua DPRD Mamasa, David Bambalayuk mencoba menjelaskan beberapa persoalan yang dihadapi Kabupaten Mamasa.

Namun upaya penjelasan dari David Bambalayuk, sempat terpotong lantaran disoraki oleh peserta audiens atau guru.

Ia menjelaskan persoalan devisit yang melanda keuangan Kabupaten Mamasa, namun disoraki oleh forum guru.

Bahkan dalam pembicarannya David Bambalayuk terpotong karena sejumlah guru menyela pembicaraannya.

Salah satu guru Ray, mengaku tak ingin mendengar penjelasan dari DPRD Mamasa soal devisit angaran.

"Kami inginkan solusi dan dibayarkan," ujarnya.

David kemudian melanjutkan pembicaraannya, namun disoraki oleh forum guru.

Karena tersulut emosi David Bambalayuk gebrak meja hingga suasana sempat tegang.

"Tolong bapak beretika, jangan dipotong kalau saya bicara, " ujar David, sembari tangan kanannya gebrak meja.

Setelah salah satu perwakilan guru, Rimawaty, mencoba menenangkan rekannya, audiens kembali normal.

Dikehatui pada hari ini, puluhan forum guru melakukan audiens di ruang pola Kantor Bupati Mamasa, di jl Poros Mamasa - Polewli Desa Osango, Kecamatan Mamasa, Kamis (25/01/2024).

Diberitakan, puluhan guru dari forum guru bersatu, lakukan audiens dengan pemerintah daerah (Pemda) Mamasa.

Pertemuan dilakukan di ruang pola kantor Bupati Mamasa, Jl Poros Mamasa - Polewali, Desa Osango, Kecamatan Mamasa, Kamis (25/01/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh Pj Bupati Mamasa, Dr Muh. Zain, Sekda Mamasa, Muhammad Syukur, Ketua DPRD Mamasa, Orsan Sulaeman, Wakil Ketua DPRD Mamasa, David Bambalayuk dan juga Kepala BPKAD Mamasa, Heri Kurniawan.

Salah satu perwakilan guru, Rimawaty dalam penyampaiannya katakan, pihaknya meminta sertifikasi dan Tamsil guru segera dibayarkan.

Ia mengaku, hasil pertemuannya dengan Pemda Mamasa itu, pihalnya dijanji akan dibayarkan bulan Februari 2024 mendatang.

Karena itu kata Rima, jika dalam waktu yang dijanjikan itu lantas pihaknya tak dibayarkan, guru akan turun aksi dengan jumlah massa lebih banyak.

"Intinya kami menunggu, kalau tidak dibayarkan maka kami akai yang lebih besar," singkat Rima saat ditemui Tribun-Sulbar.cok, usai lakukan audiens.

Sementara itu, Kepala BPKAD Mamasa, Heri Kurniawan dalam penyampaiannya mengatakan, terkait pembayaran sertifikasi guru, pihaknya sementara dalan proses.

Ia mengaku, telah diintruksikan dari Kemendigbud dan Kentrian Keuangan, agar guru tersebut segera dibayarkan.

Bahkan Heri mengaku, sebelum mendapat intruksi dari Kementrian, ia telah membuatkan skema pembayaran untuk sertifikasi guru tersebut.

Dengan cara kata Heri, pembayarannya bertahap.

Namun lanjut Heri, Kementrian tak mau jika pembayaran sertifikasi guru tidak dibayarkan sekaligus.

"Kami akan upayakan selesaikan bulan dua yang sisa Rp 7,6 Miliar," pungkas Heri.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Hamsah Sabir

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved