Berita Mamuju Tengah

VIRAL! Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan RSUD Mamuju Tengah

Dalam video tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa bulan lalu kerabatnya juga dirujuk dengan alasan yang sama.

Penulis: Samsul Bachri | Editor: Nurhadi Hasbi
tangkapan layar
Tangkapan layar video viral keluarga pasien ungkapkan kekecewaan pelayanan RSUD Mamuju Tengah 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Sebuah video ungkapan kekecewaan terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju Tengah viral di media sosial.

Video berdurasi tiga menit 35 detik ini beredar melalui group WahtsApp, Kamis (5/10/2023).

Ungkapan rasa kekecewaan itu disampaikan salah seorang anak pasien.

"Saya Adi warga Mamuju Tengah beserta keluarga besar merasa kecewa terhadap RSUD Mamuju Tengah," terang Adi pada awal video.

"Kekecewaan saya, orangtua saya dirujuk dengan alasan obat bius habis," sambungnya.

Dalam video tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa bulan lalu kerabatnya juga dirujuk dengan alasan yang sama.

"Apa RSUD Mateng harus begini terus," tanyanya.

Menurutnya, dirinya sudah merasakan yang namanya rujukan.

"Saya alami sendiri, orangtua saya sampai di sana (tempat rujukan) terkatung-katung, pagi baru ada dokter," jelasanya.

Adi juga mengungkapkan bahwa yang paling membuat dirinya kecewa setelah orang tuanya diinfus hingga membuat sebagian tubuhnya bengkak.

"Yang paling buat saya kecewa setelah diinfus di RSUD Mateng, tangan, kaki dan muka bapak saya bengkak semua," bebernya.

"Saudara-saudara harus karena rujukan yang menderitakan ini, orangtua saya harus meninggal dunia," pungkasnya.

Terkait video viral tersebut, pihak RSUD Mamuju Tengah memberikan klarifikasi.

"Saya sudah liat video itu, dan ada beberapa poin saya akan klarifikasi ," ujar Humas RSUD Mamuju Tengah, dr. Malik Chandra saat ditemui di kantor DPRD Mamuju Tengah, Kamis (5/10/2023).

Ia katakan, diantaranya dalam video disebutkan pasien dirujuk dengan alasan obat bius habis.

"Mungkin pada saat itu keluarga yang mendengar salah kaprah, salah persepsi, yang dimksud itu bukan obat bius tidak ada, tapi dokter biusnya kebetulan ada urusan yang tidak bisa mungkin dihalangi sehingga tidak berada ditempat, "terang dr. Malik.

Selain itu, Malik juga memberikan klarifikasi terkait pernyataan yang menyebutkan kaki, tangan dan muka pasien bengkak setelah diinfus.

"Itu sudah bengkak dari luar sebelum masuk ke rumah sakit, buktinya beberapa kali dilakukan infus itu tidak masuk, jadi bengkaknya di rumah bukan di rumah sakit," terangnya.

Lanjut ia, kalau bengkaknya dirumah sakit itu kemungkinan perawatan 4-5 hari, nah ini perwatannya hanya sekira 10 jam dan cairan yang masuk hanya sekira 250 cc.

"Jadi itu beberapa kesalahan yang disampaikan dalam video tersebut," imbuhnya.

Atas kejadian tersebut, ia pun mengerti kondisi psikis kelurga pasien.

"Itu kita maklumi, namun tentu juga kita klatifikasi jika itu tidak seperti yang diungkapkan, " Imbuhnya lagi.

Ia pun berharap kedepannya, jika pasien atau keluarga pasien yang keberatan atas pelayanan RSUD Mamuju Tengah jangan langsung disampaikan ke publik karena belum tentu kebenarannya.

"Kan bahaya juga, jika menyampaikan sesuatu yang tidak benar ke publik, wah itu bahaya, "pungkasnya.(*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com Samsul Bahri

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved