Konflik Rempang

Tanggapi Panglima TNI Yudo Margono Perintahkan Piting Rakyat Rempang, Rocky Gerung Singgung Wibawa

Pengamat politik Rocky Gerung menilai pernyataan viral Panglima TNI Laksamana Yudo Margono terkait konflik Rempang.

Penulis: Noviana Primaresti | Editor: Via Tribun
Tangkapan Layar YouTube Rocky Gerung Official
Kolase potret pengamat politik Rocky Gerung (kiri) dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. Rocky Gerung menanggapi pernyataan viral Yudo Margono yang memerintahkan prajuritnya untuk memiting rakyat di Pulau Rempang, Batam. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono terkait konflik di Pulau Rempang, Batam.

Yudo Margono menginstruksikan agar pasukannya tak menggunakan alat, namun memiting rakyat yang melakukan demo satu per satu.

Rocky Gerung pun menilai ada semacam kejengkelan yang mungkin dirasakan oleh petinggi militer tersebut.

Baca juga: Tak Jera, Viral Rocky Gerung Posting soal Jokowi: Ada Presiden Tak Punya Hati, Tak Punya Isi Kepala

"Statement Panglima bahwa 'Oke, kalau seribu turun kita turunin seribu', kan itu semacam frustasi juga kan," ucap Rocky Gerung dikutip Tribun-Sulbar.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (19/9/2023).

Menurutnya, TNI memiliki martabat tersendiri untuk turun menghalau musuh, dan bukannya rakyat.

Sebagai alat pertahanan negara, fungsi TNI berbeda dengan polisi yang memang bertugas menangani konflik internal negara.

Baca juga: Duduk Perkara Konflik Rempang, Bentrok Aparat dan Warga yang Picu Kemarahan Panglima Dayak Pajaji

Massa Pulau Rempang berunjuk rasa mendatangi kantor BP Batam, Rabu (23/8/2023).
Massa Pulau Rempang berunjuk rasa mendatangi kantor BP Batam, Rabu (23/8/2023). (TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi)

"Ngapain TNI nurunin seribu kalau rakyatnya seribu kan. TNI turun karena wibawa TNI bukan karena aparatnya," kata Rocky Gerung.

"Polisi lain polisi memang tugasnya adalah menghalangi secara fisik atau menghalau secara fisik atau membubarkan secara fisik."

Rocky Gerung menilai perkataan Yudo Margono kurang tepat diucapkan terutama jika berkaitan dengan rakyat.

"Tapi TNI itu adalah simbol pertahanan negara. Tidak boleh terucap dari Panglima bahwa kalau rakyat seribu, kami seribu," sebut Rocky Gerung.

"Rakyat dan TNI itu ibarat ikan dan air yang sejarahnya begitu di zaman kemerdekaan. Jadi kalau sekarang ikan berkelahi dengan air itu enggak masuk akal."

Di sisi lain, Rocky Gerung memahami tekanan yang dialami TNI akibat konflik Rempang tersebut.

Ia menilai ucapan Yudo Margono keluar lantaran kegagalan pihak yang bertanggung jawab mengatasi urusan tersebut dengan damai.

"Tetapi saya bisa pahami, mungkin Pak Panglima itu sudah mulai jengkel juga bahwa ini kok enggak bisa diselesaikan lewat negosiasi misalnya lewat meja perundingan," tutur Rocky Gerung.

"TNI juga merasa bahwa bebannya kok besar betul sehingga musti satu lawan satu."

Namun ditegaskan kembali bahwa TNI adalah pelindung rakyat dari ancaman luar, dan bukannya alat represi untuk menghalau rakyatnya sendiri.

"Tetapi sekali lagi kita ingin supaya TNI itu betul-betul dihargai sebagai aparat pertahanan musuh dari luar bukan musuh dari dalam," tandasnya.

Adapun setelah pernyataan Yudo Margono viral dan menuai kontroversi, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Musa Julius Widjojono menilai ada kesalahpahaman yang perlu diluruskan.

“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan, baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” ujar Julius dikutip dari Kompas.com, Senin (18/9/2023).

Menurutnya, Yudo Margono justru melarang prajurit TNI untuk menggunakan alat atau senjata yang bisa membahayakan rakyat.

Sehingga, jalan satu-satunya adalah menurunkan personel untuk mengamankan aksi demo Rempang.

Ia juga menerangkan kata 'memiting' merupakan kiasan yang dipakai prajurit yang berarti 'merangkul' masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

“Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,”

“Yang berarti setiap prajurit ‘merangkul’ satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan. Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” tandasnya.

Baca juga: Murka Panglima TNI Viral Komando Tentara Piting Warga Rempang, Panglima Pajaji Sebut Penjajahan Baru

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 04.04:

(Tribun-Sulbar.com/Via)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved