Stunting Sulbar

BKKBN Sulbar Optimis Stunting Turun, Polman Tertinggi Keluarga Resiko Stunting

Menurut data BKKBN Sulbar saat ini kabupaten yang paling tinggi KRS masih dikuasai oleh Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 32.403.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Abd Rahman
Content Manager Tribun Sulbar Ilham Mulyawan beserta Tim Busnis Tribun-Sulbar.com Melati, dan Kabid Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Sulbar Sukadamai langsung menyerahkan bantuan gizi berupa telur kepada keluarga stunting ibu Fitri (gendong bayi) di Mamuju, di Kantor Tribun-Sulbar.com, Jl RE Martadinata, Mamuju, Sulbar, Selasa (29/8/2023) 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merilis data jumlah Keluarga Resiko Stunting (KRS) di enam kabupaten di Sulbar untuk tahun 2022.

Menurut data BKKBN Sulbar saat ini kabupaten yang paling tinggi KRS masih dikuasai oleh Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 32.403.

Disusul Mamuju sebanyak 20.777 dan Kabupaten Majene berjumlah 14.232.

Sementara untuk Kabupaten Pasangkayu sebanyak 10.890 kemudian Mamasa sebanyak 14.612.

Sedangkan angka KRS yang paling rendah adalah Mamuju Tengah (Mateng) yakni sebesar 8.432.

Jumlah total keseluruhan KRS di Sulbar sebanyak 101.337 orang.

Kepala Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Sulbar Sukadamai menyatakan, angka KRS itu tinggi karena sesuai dengan kondisi jumlah penduduk di masing-masing daerah.

"Memang ada yang rendah karena jumlah komunitasnya juga rendah bila di masing-masing kabupaten,"ungkap Sukadamai saat ditemui di Kantor Tribun-Sulbar.com, Jl RE Martadinata, Mamuju, Selasa (29/8/2023).

Dia menuturkan, saat ini tim kader pendamping keluarga stunting terus melakukan pendampingan terhadap keluarga bersiko stunting, seperti ibu hamil dan bayi.

"Untuk data KRS tahun 2023 masih pemutakhiran di lapangan oleh tim pendamping stunting, terendah di Pasangkayu," ungkapnya.

Dia menjelaskan, tim BKKBN Sulbar dan seluruh kader posyandu selalu berupaya di lapangan untuk bekerja menekan angka resiko keluarga berisiko stunting.

Upaya pencegahan berupa pendampingan secara berkelanjutan terkhusus kepada ibu hamil agar supaya kondisi kandungannya sehat.

"Pendamping juga memberikan bantuan telur, makanan bergizi dan makanan tambahan, agar saat mereka melahirkan bayinya tidak stunting," bebernya.

Selain ibu hamil, calon pengantin juga didampingi dan diarahkan terkait dengan pencegahan stunting saat hamil hingga melahirkan nantinya.

Sukadamai optimis dari progres yang terus dilakukan oleh pemerintah daerah angka stunting di Sulbar bisa menurun sesuai yang diharapkan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved