Berita Regional

5 Fakta Polemik Mahasiswa Baru UIN Solo Dipaksa Daftar Pinjol, Diduga Ada Aliran Dana Rp 160 Juta

Terungkap fakta-fakta di balik dugaan pemaksaan pada mahasiswa baru UIN Solo untuk mendaftar pinjol saat ospek.

Editor: Via Tribun
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Sejumlah mahasiswa baru UIN RM Said atau UIn Solo berkumpul di wilayah kampus, Selasa (8/8/2023). 

Kegiatan ini adalah festival budaya yang mereka adakan dan butuh pendanaan sendiri.

"Pastinya ini sifatnya tidak mengikat," ujarnya saat di konfirmasi, Senin (7/8/2023).

Disinggung mengenai sistem sponsorship, Ayuk menjelaskan besaran dana sponsor yang diterima akan dihitung berdasarkan akun mahasiswa yang sudah aktif dalam aplikasi pinjol tersebut.

"Kalau keuntungan dari sponsor, sebetulnya kami belum mendapatkan keuntungan. Mereka itu akan memberikan sponsor asal data yang sudah registrasi terlihat," lanjut Ayuk.

Ia menuturkan, ada 3000 mahasiswa registrasi sedangkan yang tidak lolos 1000 mahasiswa, hingga yang tercatat di sponsor ada 2000 orang.

"Yang jelas, sebetulnya kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk mengintruksikan ke mahasiswa baru untuk mendaftar pinjol," tandasnya.

Ia menambahkan, hal tersebut berkaca dari banyaknya masyarakat dan mahasiswa yang terjerat pinjol.

Baca juga: Mayor Dedi dan 13 TNI Ditahan Buntut Viral Geruduk Markas Polisi Medan, Dinilai Lakukan Intimidasi

4. Sponsorship Rp 160 juta

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Surakarta, Prof. Syamsul Bakri mengatakan kerja sama yang dilakukan DEMA secara ilegal.

Menurutnya, pihak rektorat tidak dilibatkan dalam kerja sama ini.

Bahkan dosen pembina DEMA pun tidak diberi informasi terkait adanya kerja sama yang dibuktikan dengan penandatanganan MoU dengan pihak-pihak tersebut.

"Padahal mahasiswa itu tidak berhak melakukan MoU dengan pihak sponsorship, apalagi ada nominal," ujar Syamsul.

Pihaknya telah mendapatkan nominal dana bantuan sebesar Rp160 juta untuk kegiatan PBAK.

Syamsul melanjutkan, dana itu terlalu besar dengan risiko data mahasiswa yang diharuskan registrasi aplikasi sponsorship tersebut.

"Ada nominal (uang kompensasi) yang besar sekali. Yang fakultas saja cari sponsorship ndak bisa seperti itu (sebesar Rp 160 juta). Itu kan rawan macem-macem. Mengapa sponsorship bisa sebesar itu. Itu kan data-data mahasiswa yang registrasi," tambahnya.

Baca juga: Viral Oknum TNI Diduga Jadi Backingan Debt Collector, Ramai Dikeroyok Ormas Pemuda Pancasila Jateng

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved