Opini

Menghadapi Tantangan Ekstremisme: Perlunya Pendidikan Berbasis Moderasi Beragama

Dalam era yang gejolak ini, tantangan ekstremisme agama semakin menjadi perhatian global.

Tribun Sulbar / Ist
Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Majene Ismawarni.(Ist) 

Oleh: Ismawarni

Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Majene

TRIBUN-SULBAR.COM, -  Dalam era yang gejolak ini, tantangan ekstremisme agama semakin menjadi perhatian global. Keberadaan kelompok-kelompok ekstremis yang menggunakan agama sebagai alasan untuk kekerasan dan intoleransi telah menyebabkan kekacauan dan ketidakstabilan di berbagai belahan dunia.

Untuk mengatasi masalah ini, pendidikan berbasis moderasi beragama menjadi sangat penting. Pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai toleransi, dialog, dan pemahaman antaragama dapat berperan dalam melawan ekstremisme agama dan membangun masyarakat yang harmonis dan berdampingan.

Salah satu alasan mengapa pendidikan berbasis moderasi beragama diperlukan adalah karena ekstremisme sering kali tumbuh akibat ketidaktahuan dan penyalahgunaan pemahaman agama. Banyak kelompok ekstremis menggunakan interpretasi sempit dan radikal terhadap ajaran agama untuk membenarkan tindakan mereka yang kekerasan dan intoleran. Dalam hal ini, pendidikan berperan sebagai alat untuk menyebarkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang agama, dengan menekankan nilai-nilai perdamaian, cinta kasih, dan toleransi yang terkandung di dalamnya.

Pendidikan berbasis moderasi beragama juga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pluralitas agama dan keberagaman budaya. Dalam masyarakat yang semakin multikultural, penting bagi individu untuk memahami dan menghargai perbedaan antaragama. Dengan memperkenalkan siswa kepada berbagai keyakinan agama dan praktik keagamaan yang berbeda, pendidikan dapat mengembangkan rasa saling menghormati dan mengurangi ketakutan dan prasangka yang sering muncul akibat ketidaktahuan.

Selain itu, pendidikan berbasis moderasi beragama dapat membantu dalam membangun keterampilan sosial dan kritis. Melalui pendidikan, siswa dapat belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif, berempati terhadap orang lain, dan mempertanyakan pandangan yang ekstrem. Mereka juga dapat mempelajari teknik dialog dan negosiasi yang konstruktif untuk mengatasi konflik dan perbedaan pendapat. Dengan demikian, pendidikan berbasis moderasi beragama mendorong perkembangan individu yang memiliki pemikiran kritis, terbuka, dan siap
berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang inklusif.

Namun, pendidikan berbasis moderasi beragama bukanlah satu-satunya solusi untuk mengatasi ekstremisme. Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan komunitas dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama. Selain itu, sumber daya yang memadai juga harus dialokasikan untuk melaksanakan program pendidikan ini, termasuk pelatihan guru, pengembangan kurikulum yang inklusif, dan fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran yang interaktif.

Dalam menghadapi tantangan ekstremisme agama, pendidikan berbasis moderasi beragama merupakan strategi yang kuat dan efektif. Dengan memperkenalkan pemahaman yang inklusif, membangun keterampilan sosial dan kritis, serta menghargai keberagaman, pendidikan dapat berperan dalam membentuk generasi masa depan yang mampu melawan ekstremisme dan membangun masyarakat yang damai dan harmonis. Dalam upaya ini, kolaborasi antarinstansi dan komitmen bersama sangat penting untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Hidangan Zen, Sajian Nabi

 

Guru Bukanlah Petruk Dadi Ratu

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved