Kolom

Merawat Jagad Membangun Peradaban

Dalam konteks keindonesiaan NU punya peran yang cukup besar dalam menjaga, atau merawat jagad keanekaragaman dan kebinnekaan Indonesia

Editor: Nurhadi Hasbi
Facebook Ilham Sopu
Ilham Sopu 

Oleh : Ilham Sopu

Menarik tema yang diangkat oleh NU dalam rangka untuk memperingati 1 abad NU yakni "Merawat jagad membangun peradaban".

Tema ini sangat mencocoki dari sejarah kenabian, di mana Nabi dalam sejarahnya sangat terkonsentrasi dalam menjaga lingkungan atau dalam bahasa tema di atas merawat jagad, tentu saja jagad di sini dalam arti luas, menyangkut alam semesta.

Betapa Nabi sangat mewanti-wanti kepada para pejuang perang untuk tidak menebang pohon, merusak lingkungan sementara berperang, membunuh anak-anak, menyakiti wanita.

Dalam konteks keindonesiaan NU punya peran yang cukup besar dalam menjaga, atau merawat jagad keanekaragaman dan kebinnekaan Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, etnis, budaya, agama.

Sejarah kelahirannya, Indonesia banyak diwarnai jasa para tokoh-tokoh atau kader-kader NU. Pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh NU, sangat kental dengan pemikiran yang moderat, pemikiran yang mencoba menafsirkan teks-teks keislaman dalam konteks keindonesiaan.

Islam yang dicoba ditawarkan oleh NU adalah adalah Islam yang fleksibel, Islam yang menusantara, Islam yang mengadopsi budaya-budaya lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.

Itulah yang dicoba diterjemahkan ulang oleh para founding fathers NU dengan Islam Nusantara. Islam yang ditafsir dalam konteks Nusantara, Islam yang tidak menghilangkan budaya-budaya yang baik yang sudah tertanam di Nusantara sejak lama.

Dengan membaca sumbangsih NU, sejak kelahirannya ditahun 1926 sampai hari, sudah memasuki 1 abad, punya kontribusi yang luar biasa, dalam berbagai segmen pembangunan di republik yang tercinta ini.

Pemikiran keislaman ala NU, adalah akumulasi dari teks-teks keislaman yang telah diproklamirkan lewat Al-Qur'an dan hadis Nabi, dan telah bergumul dengan berbagai pemikiran ala Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa atau budaya yang sudah berkembang lama di Indonesia.

Budaya-budaya inilah yang menopang sehingga penyebaran Islam di Indonesia berjalan secara masif. Budaya-budaya inilah yang menjadi bagian dari percepatan dalam mengantar ajaran-ajaran keislaman sehingga dapat diterima oleh masyarakat Nusantara secara luas.

Seandainya pembawa ajaran keislaman ke Indonesia tidak akomodatif terhadap budaya-budaya sudah berkembang di Indonesia sebelumnya, mungkin perkembangan Islam di Indonesia tidak seperti yang kita lihat sekarang ini.

Itulah sebenarnya Islam yang dicoba didengung-dengungkan kembali oleh para kader NU lewat paradigma Islam Nusantara, ada beberapa kalangan yang belum faham, apa itu Islam Nusantara.

Islam Nusantara sudah lama berkembang di Indonesia, sudah sangat berakar yang dikembangkan oleh para ulama Nusantara, namun penamaan Islam Nusantara itu baru diusung oleh NU, tapi secara substansi, Islam Nusantara sudah lama berkembang di Indonesia.

Itulah keistimewaan Islam yang berkembang di Indonesia, secara mendasar tidak ada perbedaan dengan keislaman di negara-negara lain, namun dalam pengembangannya, ada ciri khas keislaman yang berkembang di Indonesia, ada warna-warna keindonesiaan atau nilai-nilai lokal yang menyertainya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Masihkah Pancasila Sakti?

 

LUKA DI BUMI, SUARA DARI RERUNTUHAN

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved